Banyuwangi (Antaranews Jatim) - Tiga bupati asal kawasan Danau Toba, Sumatera Utara, mengunjungi Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur, untuk mengetahui pengembangan pariwisata di daerah paling timur Pulau Jawa itu.
Ketiga kepala daerah yang berkunjung sejak Selasa (13/3) hingga Kamis (15/3) itu adalah Bupati Samosir Rapidin Simbolon, Bupati Toba Samosir Darwin Siagian dan Bupati Humbang Hasundutan Dormar Banjarmahor.
Mereka ke Banyuwangi bersama jajarannya masing-masing untuk mengetahui pengembangan pariwisata dan berbagai program inovatif lainnya.
Bupati Samosir Rapidin Simbolon mengatakan, pihaknya mendatangi Banyuwangi untuk bertukar pengalaman pengembangan daerah. Kunjungan tersebut juga atas arahan Menteri Koordinator Kemaritiman Luhut Binsar Pandjaitan.
"Kami diberi arahan Pak Luhut untuk datang langsung melihat perkembangan Banyuwangi. Karena Pak Luhut melihat Banyuwangi sebagai salah satu daerah yang berhasil mengembangkan daerahnya dari yang dulunya adalah daerah tidak dikenal. Untuk itu kami datang ke sini," kata Simbolon saat bertemu Bupati Abdullah Azwar Anas, Rabu.
Sebelumnya, Luhut bersama Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati dan Gubenur Bank Indonesia Agus Martowardojo selama dua hari berkunjung ke Banyuwangi untuk melihat kesiapan daerah tersebut menjadi penyangga acara pertemuan tahunan IMF - Bank Dunia di Bali pada Oktober mendatang.
Setelah melihat langsung pengembangan Banyuwangi, Luhut memberi arahan ke bupati di kawasan Danau Toba, yang masuk daerah pariwisata prioritas, untuk datang ke Banyuwangi.
Para kepala daerah kawasan Danau Toba tersebut mendatangi berbagai tempat di Banyuwangi, mulai Lounge Pelayanan Publik, Mal Pelayanan Publik, Desa Smart Kampung Taman Sari, dan destinasi wisata Grand Watu Dodol serta Bangsring Underwater.
"Kami banyak belajar di Banyuwangi. Mulai turun dari Bandara kami sudah terkesima dengan bangunannya dengan konsep hijau, setelah itu jalanan dari bandara ke kota masih banyak sawah membentang, ini bikin segar mata," ujar Simbolon.
Begitu juga Desa Taman Sari, kata dia, sistem pengelolaan desanya yang terintegrasi. Di Mal Pelayanan Pubik, banyak hal baru yang mereka dapat dan bisa diterapkan di daerah masing-masing.
"Semua luar biasa di sini. Kami harus dapat ilmu dari Pak Azwar Anas ini. Jangan lupa, kami juga harus meniru keramahan dan kebersihan kota ini," kata Bupati Dornar.
Sementara itu Bupati Toba Samosir Darwin mengatakan kabupaten di kawasan Danau Toba mulai bergerak untuk membenahi Danau Toba. Banyuwangi, kata dia, bisa dijadikan contoh bagaimana memajukan sebuah kawasan wisata.
"Kami sedang mulai membenahi fasilitas penunjang pariwisata, mulai dari hotel, atraksi, hingga sarana penunjang pariwisata lainnya. Kami ingin mengembalikan kejayaan Danau Toba seperti dulu, dimana danau ini menjadi jujugan utama wisatawan di Indonesia. Kami datang untuk bisa sharing bareng dengan Pak Anas," kata Darwin.
Pihaknya juga membawa dua dosen IT ke Banyuwangi untuk ikut belajar pengembangan TIK.
Sementara itu, Bupati Anas memaparkan berbagai hal yang dilakukan Banywuangi untuk bisa menjadi seperti saat ini. Mulai dari membuka akses jalur udara, penataan SDM, hingga mengajak rakyat untuk berpartisipasi.
"Kuncinya rakyat harus dilibatkan. Misalnya atraksi seni yang sudah hidup di masyarakat kita berikan panggung lebih luas. Selain itu, di kawasan wisata kita bentuk kelompok sadar wisata (pokdarwis), merekalah yang bertanggung jawab terhadap pengelolaan dan kebersihan tempat wisata," ujarnya.
Bagi Anas, kedatangan tiga kepala daerah ini juga akan dimanfaatkan Banyuwangi untuk belajar banyak hal. "Danau Toba ini sudah kesohor, kami juga perlu belajar. Beliau-beliau adalah bupati spesial karena menjadi pemangku kepentingan sebuah destinasi luar biasa kebanggaan Indonesia, yaitu Danau Toba," kata Anas.(*)