Gresik (Antaranews Jatim) - Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi mengatakan pelabuhan "Java Integrated Industrial and Ports Estate" (JIIPE) atau kawasan industri terpadu pertama di Indonesia yang ada di Kabupaten Gresik, Jawa Timur, sudah mampu beroperasi secara profesional.
"Makanya, nanti akan kami tunjukkan ke Presiden Joko Widodo bahwa JIIPE sudah bisa beroperasi secara profesional, meski belum untuk kontainer dan hanya saja untuk curah," kata Budi, saat meninjau pelabuhan JIIPE di Kawasan Manyar, Kabupaten Gresik, Kamis.
Budi mengaku, peninjauan ke pelabuhan JIIPE dilakukan untuk melihat dari dekat kondisi pelabuhan tersebut, sebelum diresmikan oleh Presiden Joko Widodo pada Jumat (9/3).
Rencananya, kata Budi, Presiden Jokowi akan meresmikan dua hal di JIIPE, yakni kawasan industrialisasi, serta meresmikan keberadaan kapal pendukung tol laut, kapal perintis dan kapal navigasi.
"Keberadaan kapal yang ada di sini tidak bisa dipisahkan dari konektivitas Indonesia Timur," ujarnya.
Budi menjelaskan, JIIPE merupakan kawasan pelabuhan dan industri yang menyatu dan merupakan hasil kerja sama atau kolaborasi BUMN dengan swasta ditambah PT Pelindo III.
"Kita ingin kolaborasi swasta dan pemerintah berjalan bagus, dan JIIPE ini menjadi contoh yang akan diresmikan presiden," katanya.
JIIPE merupakan kawasan terintegrasi antara pelabuhan laut, industri dan perumahan menjadi satu paket, dan dikembangkan PT Usaha Era Pratama Nusantara, anak perusahaan PT AKR Corporindo Tbk yang bekerja sama dengan PT Berlian Jasa Terminal Indonesia, yang merupakan anak perusahaan PT Pelindo III (Persero).
Kawasan JIIPE tercatat seluas 2.691 Ha, dan akan berfungsi sebagai zona industri terpadu terbesar di Jawa Timur dengan dukungan penuh infrastruktur dan fasilitas penunjang lainnya.
Sebelumnya, Presiden Jokowi juga pernah meninjau perkembangan pembangunan JIIPE di Gresik pada Rabu 11 November 2015, bersamaan dengan peluncuran program penciptaan lapangan kerja melalui sinergi investasi dengan pondok pesantren dan kawasan industri.(*)
Video Oleh A. Malik Ibrahim
