Surabaya (Antaranews Jatim) - Universitas Airlangga Surabaya menganugerahkan doktor honoris causa (HC) bidang ekonomi untuk bos Mayapada Grup Prof Dato` Sri Tahir atas kiprah dan sumbangsihnya bagi Indonesia di bidang ekonomi.
"Setelah melalui proses panjang, kita akan menganugrahi Dato` Sri Tahir gelar doktor honoris causa. Semua persyaratan sudah lengkap, SK juga sudah ada tinggal pengukuhannya besok," kata Rektor Unair Prof M Nasih di Surabaya, Rabu.
Menurut Nasih diberikannya gelar DR HC bagi Tahir karena secara akademik, dia dinilai telah mampu mengimplementasikan "basic knowledge" menjadi "explicit knowledge" dan tidak perlu dipertanyakan lagi. Selain itu, Tahir yang merupakan pria asli Surabaya menurutnya layak mendapat kehormatan dari kampus Surabaya.
"Sebenarnya kehormatan ini bukan untuk Prof Tahir. Justru kami yang merasa terhormat dengan diterimanya gelar kehormatan ini," tutur Nasih.
Selain kiprah, gagasan Tahir di bidang ekonomi diakui Nasih sangat sesuai dengan semangat yang dimiliki Unair. Yakni bidang ekonomi berkeadilan. Sebuah gagasan tentang Indonesia yang adil dan beradab tanpa kesenjangan.
"Mulai dari Indonesia barat hingga Indonesia timur kita harapkan akan memiliki kesejahteraan di masa mendatang," kata pria asal Gresik ini.
Nasih berharap, dengan diberikannya Tahir gelar kehormatan Unair, dia dapat ikut membantu penguatan tri dharma perguruan tinggi. Yakni penelitian, pendidikan dan pengabdian masyarakat.
Prof Dato` Sri Tahir telah mendapatkan beberapa gelar akademik seperti menjadi guru besar di Singapore Management University dan Sun Yat Sen University.
Selain itu, dirinya juga telah mendapatkan tiga gelar doktor kehormatan dari National Taiwan University, Universitas Gadjah Mada, Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya dan akan mendapatkan gelar doktor keempatnya dari Universitas Airlangga (Unair).
Meski telah mendapatkan beberapa gelar akademik, dirinya tengah mendapat tantangan dan tugas baru setelah mendapati gelar doktor Unair. Menurut dia, setiap gelar yang diberikan kepadanya ada pengharapan terhadap dirinya untuk menunaikan tanggung jawab.
"Setiap gelar atau penghargaan yang kita dapat itu bukan akhir dari keberhasilan. Justru itu awal dari sebuah tanggung jawab," kata dia.
Tahir mengaku, selain empat doktor yang telah dia kantongi saat ini. Dia juga telah memiliki gelar setara doktor yang diberikan University of California Berkeley. "Hidup ini sangat ajaib. Anak seorang penyewa becak yang pernah sakit dan hampir tidak bisa keluar rumah sakit menjadi seperti sekarang," tutur dia.
Terkait konsep ekonomi yang adil, Tahir menjelaskan tentang prinsipnya dalam membelanjakan uang. Menurut dia, banyaknya uang tidak diukur dari berapa banyak yang didapat atau dimiliki seseorang. Tetapi kekayaan seseorang itu diukur dari uang yang dapat dimanfaatkan untuk kepentingan orang lain.
"Karena itulah, konsep filantropi yang saya pegang bukanlah sedekah, CSR atau apapun. Tapi filantropi itu komitmen. Tidak harus menunggu untung, hari baik, atau `mood` untuk membantu," ujar dia.
Dari gelar kehormatan tersebut, Tahir berharap bisa membantu Unair dalam membangun kerjasama dengan perguruan-perguruan tinggi di luar negeri. Menurutnya, persaingan antarperguruan tinggi di Indonesia sudah cukup dan sudah waktunya untuk bersaing dengan kampus asing.(*)