Bojonegoro (Antaranews Jatim) - Manajemen Kesatuan Pemangkuan Hutan (KPH) Bojonegoro, Jawa Timur, akan mengembangkan kawasan hutan di Desa Pajeng, Kecamatan Gondang, dengan mengandeng investor sebagai kawasan objek wisata alam.
"Pengembangan kawasan hutan di Pajeng, Kecamatan Gondang, akan dilakukan dengan mengandeng investor, juga melibatkan lembaga masyarakat desa hutan (LMDH) " kata Manajer Bisnis KPH Bojonegoro Ahmad Yani, di Bojonegoro, Selasa.
Menurut dia, sudah ada satu investor asal Kalimantan Timur, yang tertarik mengembangkan kawasan hutan di Pajeng, menjadi kawasan objek wisata alam.
"Soal besarnya investasi pengembangan Pajeng menjadi objek wisata masih dalam pembahasan. Tapi pengembangan kawasan wisata hutan Pajeng diluncurkan pada 11 Februari," ucapnya menjelaskan.
Direncanakan, di kawasan hutan Pajeng yang luasnya sekitar 15 hektare akan dikembangkan menjadi objek wisata air, karena di lokasi setempat memiliki potensi sumber air yang melimpah.
Bahkan, lanjut petugas KPH Bojonegoro di Kecamatan Gondang, Agus Ivan Hariyanto, sumber mata air di lokasi hutan setempat, meskipun dimanfaatkan ratusan kepala keluarga (KK) untuk air minum warga di Desa Pajeng masih berlebih masuk ke embung.
Warga mengambil air dengan menyalurkan melalui pipa dari lokasi sumber ke rumahnya masing-masing dengan jarak berkisar 1-2 kilometer.
Selain itu, di kawasan hutan setempat juga dipenuhi dengan pohon rimba yang usianya ratusan tahun, seperti pohon Kemedu dan Klampok, selain juga puluhan pohon jati yang usianya berkisar 30-40 tahun.
"Keberadaan pohon rimba dan jati akan dimanfatkan untuk wisata edukasi," ucap Yani menegaskan.
Tidak hanya itu, lanjut dia, di tepian embung akan ditanami pohon durian, kelengkeng dan belimbing, juga dilengkapi "flying fox", lokasi selfie dan berkemah.
Ia menambahkan di kawasan setempat juga terdapat Makam Adipati Sentono yang dikeramatkan warga karena memiliki hubungan dengan Bupati Bojonegoro yang dimakamkan di Desa Ngluyu, Nganjuk, semasa kabupaten bernama Rajekwesi.
"Karena akan dikembangkan sebagai objek wisata, maka pohon jati batal ditebang karena akan dimanfaatkan untuk wisata edukasi," ucapnya menegaskan.
Kepala Disbudpar Bojonegoro Amir Syahid, sebelumnya, juga menjelaskan pemerintah kabupaten (pemkab) juga menyalin nota kesepahaman dengan KPH Bojonegoro untuk pengembangan sejumlah objek wisata di kawasan hutan.
"Pengembangan objek wisata akan dilakukan di semua lokasi kawasan hutan terutama yang memiliki potensi dikembangkan sebagai objek wisata, yang kawasannya masuk Geopark Nasional," ucapnya menegaskan. (*)
