Bojonegoro (Antaranews Jatim) - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Bojonegoro, Jawa Timur, menyatakan Bengawan Solo di hilir Bojonegoro aman karena ketinggiannya didi taman Bengawan Solo (TBS) di bawah siaga banjir mencapai 11,20 meter Rabu pukul 06.00 WIB.
"Kondisi ketinggian air Bengawan Solo di Bojonegoro aman, jauh di bawah siaga banjir," kata Kepala Pelaksana BPBD Bojonegoro Andik Sudjarwo, di Bojonegoro, Rabu.
Menurut dia, hujan deras di daerahnya yang terjadi sehari lalu membawa pengaruh kenaikan air Bengawan Solo di daerahnya, tetapi tidak signifikan.
"Ada kenaikan ketinggian air Bengawan Solo, tetapi pengaruhnya tidak terlalu besar, sebab kondisi Bengawan Solo dalam keadaan kosong," ujarnya.
Begitu pula, lanjut dia, sungai di daerah hilir juga tidak terlalu penuh sehingga masih mampu menampung air akibat hujan deras lokal.
"BPBD tetap mewaspadai ancaman bencana yang disebabkan puncak curah hujan yang terjadi pada Februari," ucapnya menegaskan.
Berdasarkan pemetaan BPBD bahwa banjir luapan Bengawan Solo rawan melanda 100 desa yang tersebar di 13 kecamatan antara lain, Kecamatan Malo, Trucuk, Dander, Kota, Kanor dan Baureno.
Banjir bandang rawan melanda 14 desa di Kecamatan Temayang, Kepohbaru, Gondang, Kasiman, Sumberrejo, Malo dan Sekar. Sedangkan tanah longsor rawan melanda di 17 desa yang tersebar di 12 kecamatan, antara lain, Kecamatan Temayang, Ngraho, Kalitidu, Tambakrejo dan Gondang.
Hal senada disampaikan Petugas Posko Unit Pelaksana Teknis (UPT) Pengelolaan Sumber Daya Air Wilayah Sungai Bengawan Solo di Bojonegoro Budi Indro yang menyebutkan ketinggian air di hilirnya di Tuban, Lamongan dan Gresik juga di bawah siaga banjir.
Sesuai data menyebutkan ketinggian air Bengawan Solo di Karangnongko, Kecamatan Ngraho, sekitar 70 kilometer ke arah hulu dari kota hanya 25,44 meter, di TBS mengalami kenaikan menjadi 11,20 meter Rabu pukul 06.00 WIB.
UPT, lanjut dia, tidak menerima laporan ketinggian air Bengawan Solo di Jurug, Solo, Jawa Tengah, termasuk Bengawan Madiun di Ndungus, Ngawi.
Dari data yang diterima ketinggian air di hilir mulai Babat, Karanggeneng, Laren dan Kuro, semuanya di Lamongan, di bawah siaga banjir.
"Pemantauan ketinggian air Bengawan Solo dilakukan tiga jam sekali, karena ketinggian air di bawah siaga banjir," ujarnya. (*)