Trenggalek (Antaranews Jatim) - Akses jalan antarkecamatan yang menghubungkan Kecamatan Kampak dengan Munjungan di pesisir selatan Trenggalek, Jawa Timur, Minggu dini hari kembali terputus total akibat tertutup guguran longsor sepanjang 200-an meter.
Longsor cukup parah di jalur ini terakhir kali terjadi pada pertengahan Oktober 2017 sehingga menyebabkan akses lalu lintas terputus selama sehari semalam.
Tidak ada korban jiwa dalam bencana longsor yang diperkirakan terjadi Minggu dini hari sekitar pukul 03.00 WIB.
Pihak kepolisian yang melakukan patroli keamanan di jalur Kampak-Munjungan mendapati guguran longsor sudah menutup seluruh badan jalan menuju Kecamatan Munjungan pada pukul 04.00 WIB.
"Tadi pagi jajaran Polsek Munjungan yang mendapat laporan mengenai longsor di ruas jalan raya Desa Ngadimulyo (Jedeg), perbatasan Munjungan-Kampak langsung melakukan pengecekan dan didapati jalan sudah tertutup total," tutur Camat Munjungan Rudijanto dikonfirmasi melalui telepon.
Dijelaskan, longsor dipicu oleh hujan deras yang melanda kawasan tersebut selama dua hari terakhir sehingga menyebabkan pergerakan tanah pada lereng tebing sekitar lokasi.
Guguran batu dan longsoran kecil sebelumnya beberapa kali terjadi dan terus dipantau warga bersama petugas. "Dan tadi pagi terjadi longsor besar," katanya.
Saat ini, petugas gabungan dari BPBD, TNI, Polri warga dan relawan dikerahkan untuk melakukan upaya normalisasi.
Namun karena material longsor sangat banyak dan rawan terjadi longsor susulan, petugas memutuskan mendatangkan alat berat guna mempercepat proses normalisasi yang diperkirakan memakan waktu dua hari.
"Alat berat saat ini hanya bisa didatangkan dari bawah, dari arah Trenggalek atau Kampak karena di Munjungan belum memiliki alat berat sendiri yang bisa stand by," ujar Rudijanto.
Panjang longsoran menurut laporan tim BPBD maupun kepolisian dan TNI mencapai 200-an meter, lebar sekitar tujuh meter dan tinggi atau ketebalan mencapai empat meter.
Hujan masih mengguyur pada Minggu pagi saat tim gabungan datang dengan mengerahkan alat berat guna evakuasi guguran batu bercampur tanah longsoran. (*)