Nanning, Guangxi (Antara) - Guangxi University of Foreign Language (GUFL) di Nanning, China, menargetkan penerimaan 1.000 mahasiswa jurusan Bahasa Indonesia.
"Targat ini bukan muluk-muluk karena mahasiswa jurusan Bahasa Thailand di kampus kami sudah mencapai angka 1.000," kata Wakil Rektor GUFL Song Yafei di Nanning, Provinsi Guangxi, Kamis.
Kampus tersebut baru berdiri pada tahun 2004 dengan membuka 13 jurusan bahasa asing, termasuk enam bahasa negara di Asia Tenggara, kecuali Bahasa Melayu.
Jurusan Bahasa Indonesia baru berdiri pada tahun 2015, namun hanya strata Diploma III dengan jumlah mahasiswa lima orang.
Kemudian pada tahun 2016 perguruan tinggi yang mendatangkan seorang tenaga pengajar dari Indonesia dan seorang dosen berkewarganegaraan China lulusan S2 Linguistik Universitas Gajah Mada (UGM) Yogyakarta itu memiliki mahasiswa jurusan Bahasa Indonesia sebanyak 15 orang.
Saat jurusan Bahasa Indonesia stratanya dinaikkan menjadi S1 pada tahun 2017, jumlah mahasiswa barunya bertambah 30 orang sehingga sampai saat ini yang mengambil program tersebut tercatat 50 mahasiswa.
Jumlah itu belum termasuk 240 mahasiswa jurusan lain yang mengikuti perkuliahan Bahasa Indonesia dalam delapan kali pertemuan per semester.
"Kalau dua tahun lalu mahasiswa jurusan Bahasa Indonesia hanya lima orang dan saat ini sudah 50 orang, maka kami optimistis target 1.000 mahasiswa jurusan Bahasa Indonesia akan tercapai," kata Song saat menemui rombongan dari Atase Pendidikan KBRI Beijing dan KJRI Guangzhou itu.
Ia berharap dukungan dari perwakilan pemerintah Indonesia di China dalam merealisasikan target tersebut dengan membantu memfasilitasi buku ajar dan alat peraga.
"Apalagi kami telah menyediakan ruangan seperti aula yang nantinya akan kami gunakan sebagai pusat bahasa dan budaya Indonesia. Tentu tempat itu butuh alat peraga budaya dan buku-buku bahasa Indonesia," katanya menambahkan.
Ia juga berharap KBRI Beijing membantu memfasilitasi pertukaran pelajar seperti yang dilakukan GUFL dengan pemerintah Thailand.
Kampus yang berada di Ibu Kota Provinsi yang berbatasan darat dengan Vietnam itu memprioritaskan jurusan bahasa negara-negara Asia Tenggara karena dianggap lebih memiliki prospek, terutama terkait kemitraan China-ASEAN ke depan.
KBRI dukung
Atase Pendidikan KBRI Beijing Priyanto Wibowo menyatakan kesiapannya membantu GUFL dalam merealisasikan target tersebut.
"Tentu kami sangat senang dengan perkembangan jurusan Bahasa Indonesia di kampus ini. Silakan sampaikan kepada kami mengenai kebutuhan di sini untuk segera kami tindaklanjuti," ujarnya.
Ia juga berjanji akan memfasilitasi pengiriman mahasiswa GUFL untuk memperdalam Bahasa Indonesianya di sejumlah perguruan tinggi di Indonesia.
Salah satunya adalah dengan menjaring mahasiswa jurusan Bahasa Indonesia di Nanning untuk dapat menerima Darmasiswa, program beasiswa Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI bagi warga negara asing untuk belajar Bahasa Indonesia di beberapa tinggi di Indonesia.
"Di sana tidak hanya belajar bahasa, tetapi mereka juga akan berbaur dengan masyarakat dan tentunya bisa belajar budaya Indonesia," kata Priyanto.
Selain di Nanning dalam dua pekan ini Atase Pendidikan KBRI Beijing menjaring mahasiswa untuk program Darmasiswa dari sejumlah perguruan tinggi di Kunming (Provinsi Yunnan), Guangzhou (Provinsi Guangdong), Xi'an (Provinsi Shaanxi), dan Shanghai.
Penjaringan yang dilakukan dengan model wawancara itu sebagai tindak lanjut dari proses administrasi yang sudah dilakukan para calon peraih Darmasiswa.
Pada tahun ini Kemendikbud RI memberikan jatah 16 mahasiswa China sebagai peraih program Darmasiswa untuk belajar Bahasa Indonesia selama 12 bulan. (*)