Para pelakunya meletakkan beberapa botol minuman ringan di atas kap mobil yang mereka parkir untuk menandai nilai transaksi prostitusi, tulis sejumlah media di China, Jumat.
Pihak Tianjin Normal University (TNU), mirip dengan sekolah tinggi ilmu keguruan atau IKIP kalau di Indonesia, pada 11 Desember 2017 mengeluarkan surat peringatan bahwa satpam kampus akan berpatroli untuk menertibkan mobil-mobil yang digunakan untuk praktik tersebut.
"Pemilik mobil meletakkan beberapa botol minuman di atas kapnya sebagai cara menawarkan mahasiswi. Beberapa merek minuman tertera harga berbeda," demikian bunyi surat peringatan TNU itu.
Surat peringatan itu juga mencantumkan sanksi hukum bagi pelaku prostitusi secara detail dan mendalam. Sayangnya surat peringatan tersebut dihapus begitu menjadi viral di seantero negeri berpenduduk terbanyak di dunia itu.
"Apa yang kami sebutkan dalam surat peringatan tersebut mungkin saja menimbulkan kesalahpahaman," kata seorang staf Humas TNU sebagaimana dikutip Global Times.
"Kami mengamankan beberapa mobil dan memeriksa para pemiliknya untuk menjelaskan tujuannya (meletakkan botol minuman di atas kap). Meskipun demikian, kami tidak mengizinkan petugas keamanan memosting hal itu. Ketika mereka mendapati mobil-mobil itu, kami akan menyuruhnya pergi," ujarnya.
Penggunaan botol-botol minuman itu mulai marak di sekitar kampus-kampus lain di kota terbesar keempat di China itu.
Foto-foto yang diunggah menggambarkan beberapa mobil mewah parkir di luar areal kampus dengan botol-botol minuman yang dipajang di atas kap mobil.
Sohu News menyebutkan bahwa botol minuman air mineral menandakan harga 200 RMB (Rp400 ribu, jika 1 Reminbi (RMB = Rp2.000), teh hijau 300 RMB, dan kaleng minuman suplemen 600 RMB. Namun yang paling mahal kaleng jus kelapa yang melambangkan harga 1.500 RMB.
Bagi mahasiswa yang berminat bisa mengambil botol tersebut kemudian masuk ke dalam mobil."Peringatan petugas keamanan itu merupakan pekerjaan rutin di kampus. Kami tidak mengira kalau kemudian menyita perhatian publik. Apa yang bisa kami jamin? Mahasiswa kami tidak ada yang terlibat. Kami sungguh tidak tahu kenapa hal ini menjadi viral selama beberapa pekan?" kata staf TNU sebagaimana dikutip Modern Express.(*)