Tidak dipungkiri, sejumlah bagian bangsa kita saat ini sedang menghadapi kegalauan, yakni galau akibat potensi pertentangan yang bisa berujung pada konflik serta "adu domba".
Apalagi menyongsong tahun politik 2018, potensi pertentangan itu bisa digunakan sebagai alat menjatuhkan kelompok yang berseberangan.
Oleh karena itu, pada kesempatan perayaan Hari Raya Natal tahun 2017 ini, maka kita bisa mengambil nilai-nilai dan spirit damainya untuk mmenjadi diri lebih baik, tidak galau dan damai.
Bagi sejumlah orang menilai, Natal itu melahirkan perubahan sikap tentang kesamaan manusia dan martabat. Tidak ingin lagi ada kekuasaan untuk kepentingan para penguasa. Sebaliknya, kekuasaan harus diabdikan untuk pelayanan manusia.
Dalam kelahiran Yesus di kandang Betlehem memiliki makna bahwa Allah sendiri mau melayani para gembala yang disimbolkan sebagai rakyat. Maka, mengapa manusia yang menjadi penguasa malah minta untuk dilayani. Padahal, tentu manusia penguasa tidak ada apa-apanya jika dibandingkan dengan Allah.
Sikap rendah hati inilah yang perlu dipancarkan dan dimiliki oleh umat manusia, terlebih calon penguasa atau pemimpin dalam pertarungannya di tahun 2018 mendatang. Dimana, penguasa atau pemimpin yang rendah hati akan mewujudkan kondisi wilayah yang tenang, damai, dan bersahaja.
Bayi Yesus yang lahir di kandang Betlehem adalah simbol kesederhanaan. Dalam kesederhanaannya, Ia datang membawa terang, mencerahkan hati semua umat yang mengalami kegalauan, yang mengalami keputusasaan, yang mengalami konflik, dan permusuhan.
Kiranya kasih Natal mampu menyadarkan kita untuk saling menerima satu dengan yang lainnya yang berbeda, mampu membuka diri kita untuk peduli satu terhadap yang lain, dan memanggil kita untuk berperan sesuai agama dan keyakinan yang kita miliki masing-masing.
Nilai-nilai Natal yang dapat diunduh dan diaplikasikan di tahun politik 2018 mendatang tentu akan sangat mulia. Sebab, tidak ada lagi sengketa saling menjatuhkan untuk kemenangan pasangan calon tertetu.
Sebab, pada dasarnya kita semua adalah anak bangsa yang dipanggil Tuhan untuk berkiprah membangun negeri sesuai peran, agama, dan keahlian masing-masing.
Selamat Hari Natal bagi masyarakat yang merayakannya dan selamat menyambut tahun baru 2018. Dengan spirit Natal, bertekad wujudkan tahun politik yang demokratis. (*)