Surabaya (Antara Jatim) - Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) dr Soetomo Surabaya saat ini menangani tiga pasien penyakit difteri yang dua berasal dari Pasuruan dan satu dari Surabaya.
"Tadi malam baru datang pasien lagi. Sebelumnya dua ketambahan satu, jadi tiga pasien. Jika kita lihat jumlahnya tempat tidur, rata-rata jumlahnya biasa ya. Kondisi pasien relatif ya, sudah membaik," kata Wakil Direktur Penunjang Layanan Medik RSUD dr Soetomo Dr dr Hendrian D Soebagio di Surabaya, Kamis.
Jika dibandingkan tahun lalu, kata Hendrian, pasien difteri yang ditangani RSUD dr Soetomo dapat dikatakan sama. Jika 2016 mencapai 65 kasus, kini hingga Desember 2017 sebanyak 61 kasus.
Dia menjelaskan, difteri menyerang anak-anak umur satu sampai 10 tahun. Pasien RSUD dr Soetomo, yang berasal dari Pasuruan berumur sembilan tahun. Sementara pasien dari Surabaya.
Saat ini ketiga pasien itu ditempatkan di ruang isolasi tim medis yang disiapkan khusus. Nantinya ketiga pasien akan menempati ruangan yang sebelumnya digunakan untuk menangani pasien suspek flu burung, flu babi dan penderita penyakit menular lainnya sampai dinyatakan dalam kondisi baik dan tidak menular.
"Kita sudah siapkan ruangannya, memang RSUD dr Soetomo mempunyai ruangan khusus untuk penyakit menular seperti ini, kita juga punya ahli khusus, sehingga pasien dapat mendapatkan penanganan memadai," ujarnya.
Mengantisipasi merebaknya kasus difteri di Jatim dan membludaknya pasien, Hendrian menyatakan, sedikitnya ada enam kamar isolasi yang telah disiapkan dengan dilengkapi respirator dan obat-obatan.
"Para dokter dan perawat juga memakai pakaian khusus saat merawat pasien. Bila selesai dipakai, pakaian itu harus dibakar," kata dia.
Sementara untuk mencegah merebaknya difteri, Hendrian menekankan pentingnya melakukan vaksinasi sejak dini untuk anak-anak.(*)
Tiga Pasien Kasus Difteri Ditangani RSUD dr Soetomo
Kamis, 7 Desember 2017 13:32 WIB
Kita sudah siapkan ruangannya, memang RSUD dr Soetomo mempunyai ruangan khusus untuk penyakit menular seperti ini, kita juga punya ahli khusus, sehingga pasien dapat mendapatkan penanganan memadai