Surabaya (Antara Jatim) - Aspal yang dicampur dengan limbah plastik diuji gelar di ruas jalan nasional Gempol Batas Kota Bangil Km 35 + 800 hingga 36 + 800, dan merupakan lokasi ke-5 setelah sebelumnya dilakukan di Bali, Bekasi, Makassar dan Solo.
Pejabat Pembuat Komitmen Gempol-Bangil-Pasuruan-Probolinggo, Purnyoto dalam keterangan persnya di Surabaya, Rabu mengatakan uji gelar dilakukan sebagai bagian pilot project gelar nasional aspal campur limbah plastik.
Selain itu, kata dia, campuran tersebut positif bermanfaat karena keberadaan limbah plastik yang selama ini kurang termanfaatkan dapat digunakan dan dijadikan bahan campuran aspal.
"Proses pencampuran aspalnya sama dengan aspal hotmix biasa, namun ditambahkan campuran limbah plastik yang sudah dicacah," katanya.
Hasilnya, kata Purnyoto, ada peningkatan biaya sekitar 10 persen, namun dari segi ketahanan meningkat 40 persen, dengan campuran 1 ton aspal membutuhkan 3,9 kg limbah plastik yang sudah dicacah.
Saat ini, kata dia, limbah plastik yang digunakan masih berasal dari Pulau Jawa dan Bali, dan proses pengolahan limbah dilakukan di Bandung, dengan pembatasan khusus untuk jenis kantong kresek (LDPE/Low Density PolyEthylene) yang telah melalui proses pencucian dan pencacahan.
"Cacahan limbah plastik yang akan digunakan harus kering, bersih dan terbebas dari bahan organik dengan ukuran maksimal 9,5 mm," katanya.
Kepala Puslitbang Kebijakan dan Penerapan Teknologi, Rezeki Peranginangin mengatakan, hasil penelitian yang dilakukan Gerakan Indonesia Diet Kantong Plastik pada 2016, sampah di Indonesia didominasi oleh kantong plastik (kresek) dan plastik tidak laku (residu) mencapai 62 persen.
"Oleh karena itu, pemanfaatan limbah plastik sebagai bahan tambahan pada campuran beraspal panas adalah sebagai salah satu solusi permasalahan limbah plastik yang merupakan wujud dari kepedulian terhadap lingkungan," katanya.
Ia mengatakan potensi pemanfaatan limbah plastik dalam campuran aspal sangat besar, karena saat ini Indonesia memiliki 49.640 km jalan nasional, 38.039 km jalan provinsi dan 346.229 km jalan kab/kota.
Sedangkan komposisi aspal campur plastik ini membutuhkan 3 (tiga) ton kantong kresek untuk setiap 1 (satu) kilometer jalan lebar 7 (tujuh) meter dengan spesifikasi standar.
Ia mengatakan, penggunaan campuran ini selain meningkatkan kinerja aspal, pemanfaatan limbah plastik ini sangat besar manfaatnya untuk lingkungan dengan berkurangnya sampah plastik.
"Berdasarkan hasil kajian laboratorium di India tahun 2017, campuran aspal panas dengan limbah plastik menunjukkan peningkatan nilai stabilitas dan lebih tahan terhadap deformasi dan retak," katanya.(*)