Surabaya (Antara Jatim) - Kepolisian Resor Kota Besar (Polrestabes) Surabaya mempersatukan kelompok bonek, julukan suporter Persebaya, dengan perguruan silat Persaudaraan Setia Hati Terate (PSHT), melalui sebuah mediasi yang berlangsung di Surabaya, Minggu, menyusul bentrokan yang telah menewaskan dua orang.
"Kami pertemukan kedua kelompok agar mempercayakan proses hukum perkara ini kepada Polrestabes Surabaya," ujar Kepala Polrestabes Surabaya Komisaris Besar Polisi Muhammad Iqbal kepada wartawan di sela pertemuan.
Dalam kesempatan itu Iqbal mengaku bersyukur karena kedua kelompok telah menyatakan saling memaafkan.
"Kami sepakat bahwa kejadian semalam itu adalah musibah yang tidak dikehendaki bersama," ujar Ketua Cabang PSHT Surabaya Maksum Rusakin.
Dia memastikan selanjutnya akan meredam pergerakan dari segenap anggotanya untuk tidak melakukan tindakan pembalasan dengan alasan apapun.
"Saya tekankan kepada segenap anggota untuk menghormati proses hukum yang berlaku di negara ini," katanya.
Senada, Koordinator Bonek Andi Peci berharap peristiwa kekerasan ini menjadi yang terakhir bagi bonek dan menyerahkan sepenuhnya proses hukum kepada aparat Polrestabes Surabaya.
"Kami mengucapkan bela sungkawa atas meninggalnya dua sahabat dari Persaudaraan Setia Hati Terate. Semoga ini menjadi pengalaman bagi kami untuk berbuat lebih baik," katanya.
Andi mengaku berada di tempat kejadian perkara dan sempat mengantar korban ke rumah sakit terdekat sebelum akhirnya meninggal dunia.
Namun kepada wartawan Andi tidak bersedia membeberkan bagaimana awal mula massa bonek melakukan penghadangan yang menyebabkan dua anggota perguruan silat PSHT ini meninggal dunia.
Menurut Iqbal, dua kelompok tersebut pada awalnya bersinggungan saat berpapasan di Jalan Tambak Osowilangon Surabaya pada sekitar pukul 23.00 WIB, Sabtu (30/9) malam.
"Saat itu sejumlah anggota PSHT dalam perjalanan pulang setelah menghadiri kegiatan di Gresik. Sedangkan massa bonek dalam perjalanan pulang setelah menyaksikan pertandingan Persebaya melawan Persigo Semeru FC Lumajang di Stadion Gelora Bung Tomo Surabaya," katanya.
Bentrokan di Jalan Tambak Osowilangon, menurut Iqbal, berhasil digagalkan setelah dibubarkan polisi.
Namun tanpa diduga massa bonek ternyata terus bergerak melakukan penghadangan di Jalan Raya Balongsari Surabaya pada sekitar pukul 00.30 WIB, Minggu dini hari, yang kemudian membakar satu unit sepeda motor, yang menyebabkan dua anggota PSHT tewas.
"Kami baru memulai penyelidikan. Dari Andi Peci dan kawan-kawan melalui pertemuan ini saya harap bisa menemukan petunjuk awal penyeledikan," ujar Iqbal. (*)