Kepala Unit Bahasa Indonesia untuk Penutur Asing (BIPA) UMM Dr Arif Budi Wurianto, Sabtu mengatakan mahasiswa asing yang mengikuti program beasiswa Darmasiswa RI 20 orang dan program KNB 7 mahasiswa.
"Ke-27 mahasiswa asing tersebut merupakan bagian dari 78 mahasiswa yang kuliah di UMM pada tahun akademik 2017-2018," katanya di Malang, Jawa Timur.
Ia mengemukakan berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan di Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) di masing-masing negara asal mahasiswa, alasan mereka memilih UMM karena lokasi yang strategis, keunggulan dan prestasi yang telah diraih kampus tersebut, baik skala nasional maupun internasional.
Arif menerangkan sistem penerimaan mahasiswa asing program Darmasiswa tahun ini berbeda dari tahun-tahun sebelumnya. Jika tahun-tahun sebelumnya, pemerintah memberikan kuota pada masing-masing universitas, mulai 2017, mahasiswa dari berbagai negara bebas memilih universitas tujuan di Indonesia pada formulir aplikasi pendaftaran.
Lebih lanjut, Arif mengatakan pemberlakuan sistem baru ini memberikan tantangan tersendiri bagi universitas untuk berlomba-lomba meningkatkan kualitas agar tetap menjadi pilihan calon mahasiswa asing dari berbagai program, termasuk program reguler.
Pada tahun akademik 2017-2018, mahasiswa asing baru yang menempuh pendidikan tinggi di UMM sebanyak 78 orang dari 16 negara, di antaranya Palestina, India, sudan, Thailand, Vietnam, Jepang, dan Korea Selatan.
Tahun ini, jumlah mahasiswa asing program Darmasiswa mencapai 670 orang yang tersebar di 63 perguruan tinggi di Indonesia. Selain Darmasiswa, UMM juga menerima tujuh mahasiswa KNB dari Sierra Lione, Palestina, Afghanistan, Kamboja, dan Vietnam. Ketujuh mahasiswa tersebut mengambil program magister di UMM.
"Jadi, ada dua program beasiswa sekaligus dari dua kementerian, yaitu beasiswa Darmasiswa RI dari Kemendikbud dan beasiswa KNB dari Kemenristek Dikti. Dua kementerian, dua beasiswa pada satu kampus yang sama," ucapnya.
Dengan adanya puluhan mahasiswa asing yang baru diterima tersebut, kata Arif, pihaknya siap memberlakukan beberapa program mencakup pembelajaran bahasa, budaya, seni, dan lingkungan. Hal ini merujuk pada tujuan akhir pembelajaran Darmasiswa untuk membentuk mahasiswa yang siap mempromosikan bahasa, budaya, dan seni Indonesia di negaranya masing-masing sebagai duta budaya.
Pembelajaran bahasa akan berlangsung di kelas. Sementara untuk mengenalkan mahasiswa pada lingkungan sekitar dan pariwisata, mahasiswa akan diajak berkeliling ke beberapa destinasi wisata di Kabupaten Malang dan Kota Batu, serta melakukan jelajah nusantara ke beberapa destinasi wisata di Jawa Timur.
Untuk lebih mengasah jiwa kepedulian mahasiswa terhadap lingkungan dan penduduk sekitar, UMM telah merancang program kunjungan mahasiswa ke sekolah-sekolah, panti asuhan, atau yayasan anak cacat dan berkebutuhan khusus.
"Saat ini mereka masih tinggal di asrama. Tapi, dalam waktu dekat mereka akan mencari rumah indekos. Ini penting untuk lebih mengenalkan mahasiswa dengan masyarakat sekitar, juga sebagai aplikasi pembelajaran budaya masyarakat Indonesia pada mahasiswa," katanya.(*)
Ia mengemukakan berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan di Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) di masing-masing negara asal mahasiswa, alasan mereka memilih UMM karena lokasi yang strategis, keunggulan dan prestasi yang telah diraih kampus tersebut, baik skala nasional maupun internasional.
Arif menerangkan sistem penerimaan mahasiswa asing program Darmasiswa tahun ini berbeda dari tahun-tahun sebelumnya. Jika tahun-tahun sebelumnya, pemerintah memberikan kuota pada masing-masing universitas, mulai 2017, mahasiswa dari berbagai negara bebas memilih universitas tujuan di Indonesia pada formulir aplikasi pendaftaran.
Lebih lanjut, Arif mengatakan pemberlakuan sistem baru ini memberikan tantangan tersendiri bagi universitas untuk berlomba-lomba meningkatkan kualitas agar tetap menjadi pilihan calon mahasiswa asing dari berbagai program, termasuk program reguler.
Pada tahun akademik 2017-2018, mahasiswa asing baru yang menempuh pendidikan tinggi di UMM sebanyak 78 orang dari 16 negara, di antaranya Palestina, India, sudan, Thailand, Vietnam, Jepang, dan Korea Selatan.
Tahun ini, jumlah mahasiswa asing program Darmasiswa mencapai 670 orang yang tersebar di 63 perguruan tinggi di Indonesia. Selain Darmasiswa, UMM juga menerima tujuh mahasiswa KNB dari Sierra Lione, Palestina, Afghanistan, Kamboja, dan Vietnam. Ketujuh mahasiswa tersebut mengambil program magister di UMM.
"Jadi, ada dua program beasiswa sekaligus dari dua kementerian, yaitu beasiswa Darmasiswa RI dari Kemendikbud dan beasiswa KNB dari Kemenristek Dikti. Dua kementerian, dua beasiswa pada satu kampus yang sama," ucapnya.
Dengan adanya puluhan mahasiswa asing yang baru diterima tersebut, kata Arif, pihaknya siap memberlakukan beberapa program mencakup pembelajaran bahasa, budaya, seni, dan lingkungan. Hal ini merujuk pada tujuan akhir pembelajaran Darmasiswa untuk membentuk mahasiswa yang siap mempromosikan bahasa, budaya, dan seni Indonesia di negaranya masing-masing sebagai duta budaya.
Pembelajaran bahasa akan berlangsung di kelas. Sementara untuk mengenalkan mahasiswa pada lingkungan sekitar dan pariwisata, mahasiswa akan diajak berkeliling ke beberapa destinasi wisata di Kabupaten Malang dan Kota Batu, serta melakukan jelajah nusantara ke beberapa destinasi wisata di Jawa Timur.
Untuk lebih mengasah jiwa kepedulian mahasiswa terhadap lingkungan dan penduduk sekitar, UMM telah merancang program kunjungan mahasiswa ke sekolah-sekolah, panti asuhan, atau yayasan anak cacat dan berkebutuhan khusus.
"Saat ini mereka masih tinggal di asrama. Tapi, dalam waktu dekat mereka akan mencari rumah indekos. Ini penting untuk lebih mengenalkan mahasiswa dengan masyarakat sekitar, juga sebagai aplikasi pembelajaran budaya masyarakat Indonesia pada mahasiswa," katanya.(*)