Sumenep (Antara Jatim) - Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Luhut Binsar Panjaitan optimistis Indonesia akan dan sudah bisa mewujudkan swasembada garam pada 2019.
"Pemerintah memang menargetkan 2019 sebagai tahun swasembada garam dan kami optimistis terealisasi dengan modal yang sudah ada di Indonesia," ujarnya di Sumenep, Jawa Timur, Rabu siang.
Luhut berada di Sumenep untuk meninjau lahan pegaraman milik PT Garam (Persero) dan berdialog dengan petani garam rakyat di Desa Karanganyar, Kecamatan Kalianget, Sumenep.
Dalam hitungan kasar Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman, terdapat 42 ribu lahan garam di sejumlah daerah di Indonesia, di antaranya di Pulau Madura, Kupang, dan Mataram.
Sejak beberapa tahun lalu pun, Pemerintah menyiapkan dan merumuskan program dan teknologi dalam rangka peningkatan produksi dan kualitas garam, baik yang dihasilkan PT Garam (Persero) maupun petani garam rakyat.
"Salah satu kebijakan yang akan kami lakukan adalah meminta PT Garam memasok "air tua" atau air laut yang siap diproses menjadi garam kepada petani garam rakyat di wilayah kerjanya," kata Luhut, menerangkan.
Pasokan "air tua" berkualitas bagus dari PT Garam dan teknologi tepat guna lainnya diyakini akan meningkatkan produksi dan kualitas garam di Indonesia.
"Kondisi tersebut akan membuat produksi garam per hektarenya diperkirakan 100 ton. Itu sudah cukup untuk memenuhi kebutuhan garam secara nasional," ujarnya.
Sesuai data di Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman pada 2016, kebutuhan garam nasional sekitar 4.019.000 ton, yakni garam industri sebesar 2.054.000 ton dan garam konsumsi sebesar 1.965.000 ton.
Luhut pun berharap seluruh pemangku kepentingan yang terkait dengan garam bersatu padu untuk merealisasikan target swasembada garam pada 2019.
"Pemerintah dan semua unsurnya termasuk PT Garam bersama petani garam rakyat harus kompak. Kalau sudah kompak, kita pasti bisa swasembada garam," katanya, menegaskan. (*)