Blitar (Antara Jatim) - Puluhan petanidi Desa Langon, Kabupaten Blitar, Jawa Timur, Kamis,
mengadakan upacara bendera memperingati Hari Ulang Tahun Ke-72
Kemerdekaan Republik Indonesia di tengah areal persawahan.
Kepala Desa Langon Moh Yasin mengemukakan kegiatan ini sengaja diselenggarakan sebagai wujud dari rasa nasionalisme. Para peserta terdiri dari warga masyarakat, pelajar, serta sejumlah perwakilan dari organisasi kepemudaan di desa.
"Ini menunjukkan semangat perjuangan luar biasa. Pesertanya dari masyarakat, pelajar SMA, anggota Rapi, pegawai rumah sakit, dari organisasi kepemudaan. Maknanya mengingat kembali nilai perjuangan," katanya pada wartawan setelah upacara bendera di Desa Langon, Kecamatan Ponggok.
Ia mengatakan hari kemerdekaan memang penuh dengan makna. Dengan kegiatan ini, mengingatkan kembali betapa berat perjuangan para pendahulu, dalam meraih kemerdekaan. Ia juga meminta, para generasi muda tidak melupakan perjuangan mereka.
Yasin mengatakan, tantangan setelah kemerdekaan dikumandangkan jauh lebih berat. Masyarakat, terutama para pemuda harus mampu mengisi kemerdekaan sesuai dengan ilmu mereka, dengan harapan bangsa ini ke depan menjadi lebih baik.
Dalam kegiatan ini, warga hanya mengenakan baju seperti yang dipakai sehari-hari. Bahkan, warga juga hanya mengenakan alas kaki sederhana, sandal jepit. Mereka berbaris rapi dimana laki-laki berkumpul dengan laki-laki sementara yang perempuan termasuk ibu-ibu juga bersama dengan ibu-ibu.
Lokasi upacara juga sangat unik, bukan di lapangan luas, melainkan di tengah sawah. Di kanan maupun kiri peserta upacara, juga masih terbentang tanaman para petani, misalnya jagung. Tanaman itu juga belum panen dan masih kokoh berdiri.
Selain diikuti warga yang mayoritas petani, kegiatan itu juga diikuti para pelajar. Mereka ikut upacara serta sejumlah pelajar bertindak sebagai petugas upacara, salah satunya tim pengibar bendera. Seluruh peserta juga mengikuti upacara dengan penuh hikmat.
Sementara itu, sejumlah pecinta alam juga melakukan pengibaran bendera merah putih ukuran raksasa. Bendera tersebut dikibarkan di tebing Gunung Pegat (200 meter di atas permukaan laut/ mdpl), Kecamatan Ponggok, Kabupaten Blitar. Pemasangan bendera melibatkan tim khusus yang mempunyai kemampuan mendaki secara profesional.
Moh Yusuf, pembina pecinta alam mengatakan, gunung itu sengaja menjadi lokasi pendakian untuk pemasangan bendera merah putih. Ukuran bendera yang dipasang adalah 45 x 8 meter yang dibentangkan di tebing gunung.
"Ukuran 45x8 meter itu punya makna. Angka 45 melambangkan tahun kemerdekaan, dan angka delapan itu melambangkan bulan kemerdekaan, yaitu Agustus," katanya.
Yusuf mengaku memasang bendera itu bukan tanpa halangan. Rumput yang tinggi serta tebing curam, menjadi salah satu alasan kesulitam tim mengibarkan bendera itu. Namun, akhirnya semua bisa selesai dilakukan oleh tim yang sudah kompeten.
Ia berharap, dengan kegiatan itu mengajak serta tim dan warga yang melihat bendera itu berkibar untuk semakin menambah cinta pada NKRI. (*)
Kepala Desa Langon Moh Yasin mengemukakan kegiatan ini sengaja diselenggarakan sebagai wujud dari rasa nasionalisme. Para peserta terdiri dari warga masyarakat, pelajar, serta sejumlah perwakilan dari organisasi kepemudaan di desa.
"Ini menunjukkan semangat perjuangan luar biasa. Pesertanya dari masyarakat, pelajar SMA, anggota Rapi, pegawai rumah sakit, dari organisasi kepemudaan. Maknanya mengingat kembali nilai perjuangan," katanya pada wartawan setelah upacara bendera di Desa Langon, Kecamatan Ponggok.
Ia mengatakan hari kemerdekaan memang penuh dengan makna. Dengan kegiatan ini, mengingatkan kembali betapa berat perjuangan para pendahulu, dalam meraih kemerdekaan. Ia juga meminta, para generasi muda tidak melupakan perjuangan mereka.
Yasin mengatakan, tantangan setelah kemerdekaan dikumandangkan jauh lebih berat. Masyarakat, terutama para pemuda harus mampu mengisi kemerdekaan sesuai dengan ilmu mereka, dengan harapan bangsa ini ke depan menjadi lebih baik.
Dalam kegiatan ini, warga hanya mengenakan baju seperti yang dipakai sehari-hari. Bahkan, warga juga hanya mengenakan alas kaki sederhana, sandal jepit. Mereka berbaris rapi dimana laki-laki berkumpul dengan laki-laki sementara yang perempuan termasuk ibu-ibu juga bersama dengan ibu-ibu.
Lokasi upacara juga sangat unik, bukan di lapangan luas, melainkan di tengah sawah. Di kanan maupun kiri peserta upacara, juga masih terbentang tanaman para petani, misalnya jagung. Tanaman itu juga belum panen dan masih kokoh berdiri.
Selain diikuti warga yang mayoritas petani, kegiatan itu juga diikuti para pelajar. Mereka ikut upacara serta sejumlah pelajar bertindak sebagai petugas upacara, salah satunya tim pengibar bendera. Seluruh peserta juga mengikuti upacara dengan penuh hikmat.
Sementara itu, sejumlah pecinta alam juga melakukan pengibaran bendera merah putih ukuran raksasa. Bendera tersebut dikibarkan di tebing Gunung Pegat (200 meter di atas permukaan laut/ mdpl), Kecamatan Ponggok, Kabupaten Blitar. Pemasangan bendera melibatkan tim khusus yang mempunyai kemampuan mendaki secara profesional.
Moh Yusuf, pembina pecinta alam mengatakan, gunung itu sengaja menjadi lokasi pendakian untuk pemasangan bendera merah putih. Ukuran bendera yang dipasang adalah 45 x 8 meter yang dibentangkan di tebing gunung.
"Ukuran 45x8 meter itu punya makna. Angka 45 melambangkan tahun kemerdekaan, dan angka delapan itu melambangkan bulan kemerdekaan, yaitu Agustus," katanya.
Yusuf mengaku memasang bendera itu bukan tanpa halangan. Rumput yang tinggi serta tebing curam, menjadi salah satu alasan kesulitam tim mengibarkan bendera itu. Namun, akhirnya semua bisa selesai dilakukan oleh tim yang sudah kompeten.
Ia berharap, dengan kegiatan itu mengajak serta tim dan warga yang melihat bendera itu berkibar untuk semakin menambah cinta pada NKRI. (*)