Bondowoso (Antara Jatim) - Badan Urusan Logistik (Bulog) Sub-Divisi Regional Bondowoso, Jawa Timur mencatat serapan gabah/beras hingga Agustus 2017 baru mencapai sekitar 13.300 ton dari target tahun ini sekitar 76 ribu ton.
"Dari Januari hingga Agustus 2017 memang pencapaian serapan gabah/beras di Bondowoso minim dan baru sekitar 13 ribu ton," ujar Humas Bulog Bondowoso, Harisun di Bondowoso, Senin.
Ia mengemukakan, minimnya pencapaian serapan gabah maupun beras di Kabupaten Bondowoso itu dikarenakan harga gabah di tingkat petani atau gabah kering sawah selama ini masih tinggi, yakni Rp4.000 hingga Rp4.200 per kilogram.
Sedangkan harga pembelian pemerintah atau HPP gabah, katanya, Rp3.700 per kilogram. Sehingga para petani lebih memilih menjual gabahnya ke pedagang atau pengepul di daerahnya atau ke penggilingan padi yang ada di desanya.
"Kendati demikian, kami (Bulog) tetap akan terus melakukan penyerapan gabah petani maupun serapan beras dari penggilingan di setiap desa maupun kecamatan serta dari mitra kerja Bulog" katanya.
Harisun menambahkan, terkait minimnya serapan gabah selain harga gabah ditingkat petani cukup tinggi Rp4.000 hingga Rp4.200 per kilogram, juga karena panen padi di Bondowoso per Agustus 2017 sudah mulai mengalami penurunan.
"Kami akan terus proaktif menyampaikan kepada para petani untuk menjual gabahnya ke Bulog dan dengan dibantu oleh TNI lebih optimistis dapat menghasilkan serapan gabah/beras yang maksimal," tuturnya. (*)
Ditarget 76 Ribu Ton, Serapan Gabah Bulog Bondowoso Baru 13 Ribu Ton
Senin, 14 Agustus 2017 12:16 WIB