Tulungagung (Antara Jatim) - Kerajinan tungku tradisional untuk sarana memasak dengan bahan bakar kayu masih diminati masyarakatdi pinggiran Kabupaten Trenggalek, Jawa Timur maupun beberapa daerah sekitarnya.
Fakta itu diungkap sejumlah perajin tungku tradisional di Desa Karanganom, Gador dan Kamulan, Kecamatan Durenan, Selasa, yang mengaku permintaan akan tungku cetakan berbahan tanah liat oleh warga di pedesaan.
"Hampir setiap rumah memiliki, meskipun sudah ada kompor gas elpiji mereka tetap mempertahankan tradisi memasak dengan (sarana) tungku," kata Sulaiman, perajin gerabah tungku tradisional di Desa Karanganom.
Di unit usaha milik Sulaiman yang telah tiga tahun memproduksi tungku dapur, penjualan mencapai puluhan unit setiap pekannya, dengan harga bervariasi mulai Rp35 ribu, Rp50 ribu hingga Rp125 ribu per unit.
Selain menerima pesanan langsung, Sulaiman dan beberapa perajin tunku tradisional di Desa Karanganom dan Kamulan mengaku penjualan gerabah tungku relatif stabil dibanding saat mengembangkan usaha kerajinan genteng ataupun bata merah.
"Pesainnya terlalu banyak karena hampir semua perajin di daerah ini membuat genteng. Kami beralih ke tungku tradisional karena memang kompetisinya rendah sementara pangsa pasar masih cukup menjanjikan," ujar Ahmadi, perajin tungku lain di Desa Kamulan.
Tungku yang dibuat Sulaiman maupu Ahmadi memiliki kemiripan bentuk, yakni model setengah bulat atau cembung dengan lubang di salah satu bagian samping dan atas untuk memasukkan bahan bakar kayu dan tempat memasak.
"Bentuknya yang simpel dan modelnya yang efisien diminati konsumen karena pemanasannya lebih baik ketimbang tungku yang dibuat permanen rumahan yang yang biasanya berbentuk kotakpersegi panjang dengan konsep dua tungku," katanya.
Selain dipasarkan di wilayah pinggiran Kabupaten Trenggalek yang masih banyak didapati bahan bakar kayu dari hutan atau kebun, tungku tradisional portabel atau bisa dipindah-pindah tersebut juga dipasarkan ke daerah pinggiran Kabupaten Tulungagung, Kediri dan Blitar.
"Ada pedagang yang mengambil lalu menjualnya di lingkungan pemasaran masing-masing," kata Ahmadi.
Cara membuat tungku tradisional lebih tergolong simpel, yakni dengan memasukkan tanah liat ke alat cetakan terbuat dari timba plastik dipadu pipa air ukuran 5 dim untuk membuat lubang di bagian tengah.
"Setelah dicetak padat dan kering cetakan timba dilepas lalu dilakukan penyempurnaan dengan penghalusan dan membuat ruang/lubang samping untuk tempat memasukkan bahan bakar kayu. Jika sudah dikeringkan, lalu dibakar supaya kuat dan tahan lama," katanya.
Warga sekitar mengatakan memasak dengan tungku dan bahan bakar kayu selain sudah menjadi tradisi yang tak tergantikan juga dipengaruhi hasil akhir masakan yang dinilai lebih berasa nikmat dibanding memasak menggunakan gas elpiji ataupun minyak tanah.(*)
Kerajinan Tungku Tradisional Diminati Warga Pinggiran Trenggalek
Selasa, 25 April 2017 20:29 WIB

Perajin menyelesaikan pembuatan gerabah tungku tradisional atau pawonan di sentra kerajinan gerabah Trenggalek, Jawa Timur, Jumat (14/4). Antara Jatim/Destyan Sujarwoko/zk/17 ()
Warga sekitar mengatakan memasak dengan tungku dan bahan bakar kayu selain sudah menjadi tradisi yang tak tergantikan juga dipengaruhi hasil akhir masakan yang dinilai lebih berasa nikmat dibanding memasak menggunakan gas elpiji ataupun minyak tanah