Surabaya (Antara Jatim) - Kesyahbandaran Utama Tanjung Perak Surabaya mendesak pengerukan Alur
Pelayaran Timur Surabaya karena Alur Pelayaran Barat Surabaya yang
selama ini menjadi akses utama lalu lintas kapal menuju Pelabuhan
Tanjung Perak dirasa terlalu padat.
Kepala Kesyahbandaran Utama Tanjung Perak Surabaya Hari Setyobudi di Surabaya, Sabtu, mencatat sedikitnya 50 unit kapal yang keluar masuk di kolam Pelabuhan Tanjung Perak melalui Alur Pelayaran Barat Surabaya.
Lalu lintas kapal sebanyak itu pada satu-satunya akses alur menuju Pelabuhan Tanjung Perak, menurut dia, terlalu padat karena dapat membahayakan keselamatan pelayaran.
"Bayangkan, berarti per bulan ada sedikitnya 1.500 unit kapal yang melintas di Alur Pelayaran Barat Surabaya. Betapa riskannya jika terjadi sesuatu yang membahayakan pada Alur Pelayaran Barat Surabaya," ucapnya.
Alur tersebut masih menjadi satu-satunya akses keluar dan masuk kapal ke Pelabuhan Tanjung Perak. Hari khawatir jika terjadi sesuatu yang tidak diinginkan pada lalu lintas kapal di alur tersebut, maka kepentingan perniagaan di Pelabuhan Tanjung Perak secara keseluruhan akan terganggu.
Untuk itu, dia mengingatkan perlunya jalur lalu lintas alternatif menuju ke Pelabuhan Tanjung Perak untuk mengurai kepadatan lalu lintas kapal di Alur Pelayaran Barat Surabaya.
"Karenanya kita perlu membuka Alur Pelayaran Timur Surabaya sebagai alur keluar-masuk kapal ke Pelabuhan Tanjung Perak untuk mengurangi kepadatan lalu lintas kapal di Alur Pelayaran Barat Surabaya," tuturnya.
Hari mengemukakan pembukaan Alur Pelayaran Timur Surabaya untuk menjadi tandem Alur Pelayaran Barat Surabaya harus tetap merujuk pada kebijakan Pemerintah Pusat.
"Karenanya perlu kita ajukan dulu pembukaan Alur Pelayaran Timur Surabaya ke pemerintah pusat," katanya.
Saat ini Kesyahbandaran Utama Tanjung Perak, kata Hari, juga telah merangkul seluruh "stakeholder" terkait tentang perlunya dibuka Alur Pelayaran Timur Surabaya, seperti salah satunya adalah PT Pelabuhan Indonesia III sebagai pengelola Pelabuhan Tanjung Perak Surabaya.
"Setelah itu perlu kita ajukan pengerukan Alur Pelayaran Timur Surabaya ke Pemerintah Pusat. Semoga nantinya pembukaan Alur Pelayaran Timur Surabaya bisa mengurangi kepadatan pada Alur Pelayaran Barat Surabaya sebagai akses keluar-masuk lalu lintas kapal ke Pelabuhan Tanjung Perak," ujarnya. (*)
Kepala Kesyahbandaran Utama Tanjung Perak Surabaya Hari Setyobudi di Surabaya, Sabtu, mencatat sedikitnya 50 unit kapal yang keluar masuk di kolam Pelabuhan Tanjung Perak melalui Alur Pelayaran Barat Surabaya.
Lalu lintas kapal sebanyak itu pada satu-satunya akses alur menuju Pelabuhan Tanjung Perak, menurut dia, terlalu padat karena dapat membahayakan keselamatan pelayaran.
"Bayangkan, berarti per bulan ada sedikitnya 1.500 unit kapal yang melintas di Alur Pelayaran Barat Surabaya. Betapa riskannya jika terjadi sesuatu yang membahayakan pada Alur Pelayaran Barat Surabaya," ucapnya.
Alur tersebut masih menjadi satu-satunya akses keluar dan masuk kapal ke Pelabuhan Tanjung Perak. Hari khawatir jika terjadi sesuatu yang tidak diinginkan pada lalu lintas kapal di alur tersebut, maka kepentingan perniagaan di Pelabuhan Tanjung Perak secara keseluruhan akan terganggu.
Untuk itu, dia mengingatkan perlunya jalur lalu lintas alternatif menuju ke Pelabuhan Tanjung Perak untuk mengurai kepadatan lalu lintas kapal di Alur Pelayaran Barat Surabaya.
"Karenanya kita perlu membuka Alur Pelayaran Timur Surabaya sebagai alur keluar-masuk kapal ke Pelabuhan Tanjung Perak untuk mengurangi kepadatan lalu lintas kapal di Alur Pelayaran Barat Surabaya," tuturnya.
Hari mengemukakan pembukaan Alur Pelayaran Timur Surabaya untuk menjadi tandem Alur Pelayaran Barat Surabaya harus tetap merujuk pada kebijakan Pemerintah Pusat.
"Karenanya perlu kita ajukan dulu pembukaan Alur Pelayaran Timur Surabaya ke pemerintah pusat," katanya.
Saat ini Kesyahbandaran Utama Tanjung Perak, kata Hari, juga telah merangkul seluruh "stakeholder" terkait tentang perlunya dibuka Alur Pelayaran Timur Surabaya, seperti salah satunya adalah PT Pelabuhan Indonesia III sebagai pengelola Pelabuhan Tanjung Perak Surabaya.
"Setelah itu perlu kita ajukan pengerukan Alur Pelayaran Timur Surabaya ke Pemerintah Pusat. Semoga nantinya pembukaan Alur Pelayaran Timur Surabaya bisa mengurangi kepadatan pada Alur Pelayaran Barat Surabaya sebagai akses keluar-masuk lalu lintas kapal ke Pelabuhan Tanjung Perak," ujarnya. (*)