"Anjing pelacak ini secara khusus kami datangkan dari Mabes Polri
Jakarta dalam jumlah banyak ke lokasi longsor di Ponorogo," ujar Kapolda
Jatim Inspektur Jenderal Polisi Machfud Arifin di Surabaya, Senin.
Dia berharap anjing pelacak tersebut dapat membantu pencarian
korban tertimbun material longsor yang hingga kini masih banyak yang
belum ditemukan.
"Dari 28 korban yang tertimbun longsor, sampai sekarang baru tiga jenazah yang ditemukan," ucapnya.
Machfud menyatakan pihak kepolisian juga memaksimalkan personel
dalam pencarian korban bersama Tim SAR dan anggota TNI serta instansi
lain.
"Cukup banyak personel dari jajaran Polres Madiun yang kami kerahkan ke lokasi," katanya.
Tim pengidentifikasi korban atau Disaster Victim Identification
(DVI) Polda Jatim juga telah bersiaga di lokasi longsor, demikian juga
Kepala Bidang Kedokteran dan Kesehatan Polda Jatim.
"Waktu saya meninjau ke lokasi, salah satu korban ditemukan di
kedalaman 17 meter. Memang dalam sekali sehingga susah terjangkau oleh
alat berat yang dikerahkan petugas dalam melakukan pencarian," tuturnya.
Machfud menilai sebenarnya upaya pemerintah daerah (Pemda) Ponorogo
dalam memperingatkan warga terhadap kemungkinan longsor sudah maksimal.
Awalnya warga pun sudah mengungsi ke tempat yang sudah disediakan oleh
Pemda Ponorogo.
"Tapi ketika cuaca terang warga kembali lagi, katanya mau mengambil
hasil panen, hingga akhirnya terjadi bencana ini," tuturnya.
Machfud berharap pemerintah segera melakukan relokasi terhadap keluarga korban ke tempat tinggal yang lebih layak.
"Sebab saya lihat sendiri, lereng yang mereka tinggali itu memang
rawan. Karakteristik tanahnya sangat lentur. Kalau hujan deras dengan
akumulasi air yang banyak bisa menyebabkan longsor dengan kecepatan
sekitar tiga detik," imbuhnya. (*)