Surabaya (Antara Jatim) - Gubernur Jawa Timur Soekarwo memastikan PT Gudang Garam akan membangun bandar udara di wilayah Kabupaten Kediri yang diproyeksikan untuk komersial.
"Bandaranya nanti digunakan untuk umum, namun sebagian untuk privat perusahaan," ujarnya kepada wartawan di Surabaya, Kamis.
Pakde Karwo, sapaan akrabnya, mengatakan bahwa lahan maupun anggarannya telah dipersiapkan dan tanpa menggunakan dana anggaran pendapatan belanja daerah (APBD) kaerena murni dari perusahaan.
Orang nomor satu di Pemprov Jatim itu bahkan telah melapor kepada Presiden RI Joko Widodo di sela rapat kabinet terbatas di Istana Negara, Selasa (14/3).
"Pak Joko Widodo sudah memberi lampu hijau dan pembangunan bandara ini menjadi prioritas. Ke depan tim dari Kementerian Perhubungan dan pihak terkait turun ke lapangan sehingga bisa segera dioperasikan," ucapnya.
Di bandara tersebut, kata dia, akan dibangun landasan ancang sepanjang 2.300 meter yang cukup untuk digunakan pendaratan pesawat jenis "airbus" berpenumpang hingga 128-130 orang.
Sementara itu, dibangunnya bandara di Kediri maka rencana pembangunan bandara perintis di Tulungagung menjadi terpengaruh kendati tim dari Kemenhub sudah pernah meneliti lokasi.
"Di sana masih belum siap karena ada yang belum selesai, terutama di masalah lahan. Jadi ke depan prioritasnya di Kediri dan diharapkan progresnya segera berjalan," kata mantan Sekdaprov Jatim tersebut.
Keberadaan bandara dan pesawat, lanjut dia, dinilai akan membantu Jatim, terutama menghubungkan antarkota sehingga harus dimanfaatkan lapangan terbang yang saat ini sudah ada.
Menurut dia, kawasan selatan Jatim konektivitasnya masih lemah sehingga perlu dipermudah aksesnya demi kelancaran seluruh sektor, terutama perekonomian.
Beberapa daerah yang termasuk sisi selatan Jatim, di antaranya Pacitan, Madiun, Magetan, Kediri, Ponorogo, Tulungagung, Blitar, dan Trenggalek.
Dengan dibangunnya bandara tersebut nantinya diharapkan bisa mengakomodasi kebutuhan pengguna jasa angkutan udara daerah yang meliputi seluruh eks-Karesidenan Kediri dan eks-Karesidenan Madiun. (*)