Laut Jawa, (Antara Jatim) - Komando Armada RI Kawasan Timur melaksanakan Latihan Pratugas Operasi Pengamanan Perbatasan Laut (Ops Pamtas Laut), Indonesia – RDTL, Australia 2017 di perairan Laut Jawa mulai Minggu (13/3).
Antara dari atas KRI Sidat (SDT) – 851 di Laut Jawa, Selasa, melaporkan Unsur Kapal perang Koarmatim yang terlibat dalam ops pamtas tersebut, selain KRI Sidat, juga KRI Salawaku (SKU) – 842, dan KRI Tatihu (TTH ) – 853.
Latihan tersebut dipimpin langsung oleh Wakil Komandan Latihan (Wadanlat) Lat Pratugas Ops Pamtas Laut Indonesia – RDTL – Australia 2017 Kolonel Laut (P) Rudhi Aviantara Irvandhani, yang "onboard" di KRI Tatihu – 853 sebagai kapal markas latihan.
Latihan yang dilaksanakan selama 3 hari 2 malam yang berangkat dari Koarmatim Surabaya dengan melaksanakan latihan melewati medan Ranjau sebagai visual peralatan untuk menghindari jenis ranjau apung, yang sistem kerjanya secara mekanik dapat membahayakan unsur Ops Pamtas merupakan kemampuan khusus unsur kapal dan berhasil aman terkendali.
Pada pelaksanakan latihan menembak Meriam 20 mm dengan 50 butir peluru, 2 senjata Metraliur 12,7 masing-masing sebanyak 50 butir dengan sasaran Tomato Killer dengan jarak varian 1200 yard diperairan Laut Jawa menguji dan mematangkan garis besar operasi Pamtas Indonesia – RDTL – Australia yang telah disusun, di mana unsur-unsur yang terlibat dapat menyelesaikan manuver laut sesuai Rencana pengamanan perbatasan.
Dalam latihan ini disimulasikan di haluan KRI KRI Salawaku – 842 yang dikomandani Mayor Laut (P) Garmadi, KRI Sidat – 851 yang dikomandani Mayor Laut (P) Ivan Halim dan KRI Tatihu – 853 yang dikomandani Mayor Laut (P) Dwi Eko Ardianto, diawali dengan mendekatkan kapal, menyiapkan tali, menembakkan tali "gun line" tali buangan, mengirimkan tali-tali buangan kekapal yang dituju.
Latihan merupakan suatu cara mengirimkan atau pengisian logistik dari kapal ke kapal yang dilaksanakan pada saat kapal berlayar atau operasi untuk pembekalan di laut dan mengevakuasi personel dari kapal ke kapal.
Sementara, latihan pertolongan orang jatuh di laut merupakan salah satu rangkaian latihan dalam rangka operasi pengamanan perbatasan yang diikuti oleh tiga KRI jajaran Koarmatim untuk pertolongan pertama korban yang sudah pingsan karena banyak tertelan minum air laut, namun korban dinyatakan masih hidup yang kemudaian melaksanakan "basic life support" dengan mengecek nadi, cek mulut dan penanganan medis lainnya.
Setelah diadakan pengecekan tim dokter melaksanakan Rejat Pijat Jantung (RJP) dan Paru selama 20 menit, kemudian pasien mulai sadar, maka dilaksanakan pemasangan oksigen dan infus, yang selanjutnya dibawa ke ruang kesehatan untuk kemudian dirujuk ke rumah sakit terdekat untuk tahap pengobatan selanjutnya.(*)