Kediri (Antara Jatim) - Warga Kediri yang tergabung dalam Gerakan Pemuda Nusantara (GPN) Kediri, Jawa Timur, menolak rencana pemindahan makam pahlawan nasoional Tan Malaka yang diduga ada di Desa Selopanggung, Kecamatan Semen, Kabupaten Kediri ke Sumatera Barat.
"Sekalipun Tan Malaka lahir di Sumatera Barat, tapi kami masyarakat Kabupaten Kediri merasa bangga dan merasa memiliki. Kami berharap pemerintah Limapuluh kota mengurungkan niatnya," kata Ferry, salah seorang warga yang juga anggota dari GPN Kediri di Kediri, Sabtu.
Ia mengatakan, Tan Malaka sudah terikat secara historis dengan Kabupaten Kediri. Beliau adalah aset bangsa dan bukan hanya milik daerah tapi seluruh bangsa Indonesia.
Ia juga menambahkan, pemikiran dan sosok Tan Malaka hingga saat ini masih menjadi inspirasi yang besar. Ruh dan pergerakannya hingga kini tidak pernah mati, sekalipun Tan Malaka sudah lama meninggal dunia.
"Bangsa ini hebat karena mengenang jasa pahlawan. Mari kita kembali ke ruh bangsa ini, karena bangsa ini juga ada karena jasa pahlawan," ujarnya.
Terkait dengan rencana Pemerintah Kabupaten Limapuluh Kota, Sumatera Barat yang tetap akan berencana memindahkan jenazah Tan Malaka, bahkan jika terpaksa tanah di sekitar makam akan dibawa pada 21 Februari 2017, ia mengaku menghormati hal tersebut.
Namun, ia tetap berharap ada jalan keluar terbaik dari masalah ini. Jika dipindahkan, masyarakat di Kabupaten Kediri akan merasa kehilangan.
Selain warga Kediri, pemerintah daerah juga masih keberatan terkait dengan rencana pemindahan jenazah tersebut. Hingga kini pun, pemerintah daerah mengaku masih rapat terkait dengan permintaan dari pemerintah daerah Limapuluh Kota, Sumatera Barat.
Belasan warga yang tergabung di GPN mengunjungi makam Tan Malaka di Desa Selopanggung, Kecamatan Semen, Kabupaten Kediri. Mereka melakukan doa bersama serta tabur bunga di makam yang diduga di dalamnya ada jenazah Tan Malaka.
Makam tersebut diyakini terdapat jenazah Tan Malaka, sebab hingga kini tes DNA yang pernah dilakukan belum dikeluarkan hasilnya secara resmi.
Walaupun belum dikeluarkan secara resmi, keluarga meyakini di makam itu ada jenazah Tan Malaka. Selain dari penelusuran sejumlah sejarawan, hasil beberapa tes DNA (yang diperoleh keluarga), sudah merasa yakin jika makam Tan Malaka di tempat itu.
Keluarga Tan Malaka menginginkan agar jenazah Tan Malaka dipindah ke Sumatera Barat, yang dilakukan pada 21 Februari 2017. Keluarga beralasan hal itu sebagai upaya untuk menghormati leluhur. Tan Malaka bukan hanya pahlawan nasional, melainkan raja, sehingga jenazahnya diharapkan ada di tanah kelahiran.
Hengky Novaron Arsil Datuk Tan Malaka, yang merupakan generasi ketujuh dari Tan Malaka mengatakan keluarga dan ahli waris sangat berkeinginan meletakkan makam leluhur di tempat yang layak.
"Kami dari keluarga, ahli waris ingin meletakkan makam leluhur di tempat yang layak, apapun caranya nanti. Kami akan berupaya," katanya saat berkunjung ke Kediri.
Keluarga, lanjut dia, juga tidak akan menuntut secara hukum atas pembunuhan yang dilakukan pada Tan Malaka pada pihak manapun. Keluarga merasa ikhlas, sebab kejadian yang menimpa Tan Malaka adalah risiko perjuangan yang ditempuh saat itu, dalam memperjuangkan kemerdekaan Indonesia. (*)