Bojonegoro (Antara Jatim) - Sejumlah pedagang di Kabupaten Bojonegoro, Jawa Timur, menyatakan harga telur di daerah setempat turun menjadi Rp16.500 per kilogram yang sebelumnya sempat mencapai Rp21.000 per kilogram, sejak empat hari lalu.
"Pedagang dari kota besar seperti Jakarta dan Bandung berhenti memesan telur ke daerah penghasil telur lokal Blitar, Tulungagung dan Kediri, sejak empat hari lalu," kata seorang pedagang telur asal Kelurahan Banjarjo, Kecamatan Kota, Bojonegoro Zaenuri, Jumat.
Pedagang kota besar Jakarta, dan Bandung, menurut dia, bisa memperoleh pasokan telur asal Medan dan Malaysia, dengan harga lebih murah dibandingkan dengan harga telur asal Blitar, Kediri dan Tulungagung.
Selain itu, lanjut dia, pedagang kota besar juga bisa memperoleh pasokan telur dari sebuah perusahaan yang biasanya menjual induk ayam petelur.
"Kalau induk ayam petelur sudah jenuh di tingkat peternak biasanya perusahaan itu menjual telurnya, sehingga harga telur di pasaran juga ikut turun," ucapnya menegaskan.
Menjawab pertanyaan ia tidak tahu sampai kapan kota besar bisa memperoleh pasokan telur dari luar daerah seperti Medan, bahkan juga Malayasia.
Ia mengaku bisa melakukan pembelian telur lokal produksi Blitar, Tulungagung, dan Kediri, rata-rata sekitar 5 ton telur per hari.Telur itu kemudian didistribusikan kepada 60 pedagang di Pasar Kota, Banjarjo, juga di sejumlah pedagang lainnya di Bojonegoro, juga Tuban.
"Saya empat hari lalu menjual kepada pedagang Rp21.000 per kilogram, tetapi sejak empat hari turun Rp16.500 per kilogram. Harga pembelian dari daerah penghasil sekarang Rp14.000 per kilogram," jelas dia.
Di tingkat pedagang, menurut dia, harga telur itu dijual lagi ke konsumen dengan harga berkisar Rp18.000-Rp19.000 per kilogram.
"Soal permintaan telur tetap stabil tidak ada perubahan," ucapnya menegaskan.
Seorang pedagang pracangan di Desa Sukorejo, Kecamatan Kota, Bojonegoro Ny. Yayuk menjelaskan dengan turunnya harga telur maka harga penjulan ke konsumen juga ikut turun sejak empat hari.
"Sekarang saya menjual telur ke konsumen Rp19.000 per kilogram, yang sebelumnya Rp22.000 per kilogram," kata dia.
Seorang pedagang roti di Bojonegoro Deddy Plolong menyebutkan baru saja membeli telur di pasar kota dengan harga Rp18.000 per kilogram, yang sebelumnya sempat mencapai Rp21.000 per kilogram.
"Tapi turunnya harga telur tidak mempengaruhi keuntungan, sebab kebutuhan kami tidak banyak dalam membuat kue," ucap dia yang sehari-hari berjualan kue donat. (*)
Pedagang: Harga Telur di Bojonegoro Turun
Jumat, 6 Januari 2017 9:36 WIB
"Pedagang dari kota besar seperti Jakarta dan Bandung berhenti memesan telur ke daerah penghasil telur lokal Blitar, Tulungagung dan Kediri, sejak empat hari lalu," kata seorang pedagang telur asal Kelurahan Banjarjo, Kecamatan Kota, Bojonegoro Zaenuri, Jumat.