Situbondo (Antara Jatim) - Pengasuh Pondok Pesantren Sukorejo KHR Ahmad Azaim Ibrahimy mengemukakan penganugerahan gelar pahlawan untuk KHR As'ad Syamsul Arifin merupakan amanah yang amat berat bagi semua pihak, khususnya kalangan santri dan keluarga.
"Kita harus sadar bahwa ini adalah enugerah dari Allah. Anugerah itu amanah dan karenanya harus kita jaga bersama oleh santri, alumni, masyarakat dan para pecinta Kiai As'ad," katanya kepada wartawan acara tasyakuran penerimaan gelar pahlawan di Pondok Pesantren Salafiyah Syafiiyah Sukorejo, Kabupaten Situbondo, Jawa Timur, Jumat malam.
Ia mengemukakan bahwa dulunya mungkin tidak banyak yang mengenal secara deatil siapa sosok KHR As'ad Syamsul Arifin, pendiri Ponpos Sukorejo sekaligus tokoh terkemuka Nahdlatul Ulama (NU) semasa hidupnya.
"Tapi setelah ditetapkan sebagai pahlawan nasional, Kiai As'ad dikenal tidak saja di Situbondo, melainkan di Jawa Timur, bahkan nasional," kata cucu dari KHR As'ad ini.
Ia mengajak semua kalangan yang berkait dengan Kiai As'ad, baik santri, keluarga maupun masyarakat luas harus menjaga nama baik ulama yang semasa perjuangan dikenal sebagai pendiri dan komandan pasukan Palopor yang berjuang di wilayah Kereresidenan Besuki dan Madura itu.
"Kalau ada santri atau keluarga yang berperilaku tidak baik, bukan hanya nama dia yang tidak baik, tapi akan mencoreng nama Kiai As'ad, meskipun beliau sendiri di alam sana mungkin tidak akan terganggu," katanya.
Kiai Azim mengajak semua santri dan alumni Ponpes Sukorejo untuk terus meneladani perjuangan Kiai As'ad dengan menjaga wasiatnya mengenai trilogi perjuangan yang pernah diwasiatkannya, yakni menjaga akidah ahlussunnah wal jamaah, peduli pada pendidikan Islam, dan ikut meningkatkan perekonomian masyarakat.
"Beliau juga mampu memadukan nilai-nilai keagamaan dengan kenegaraam dan kebangsaan. Bagi beliau, membela negara itu harus diniati untuk membela agama, karena jika stabilitas keamanan negara terjaga, negara damai, maka ibadah kita akan menjadi lebih baik," katanya.
Sementara itu plakat dan piagam penghargaan sebagai pahlawan yang diarak menuju lokasi pondok disambut ribuan santri yang mengibar-ngibarkan bendera merah putih serta mengumandangkan shalawat badar. Plakat yang dibawa pasukan TNI dan Polri itu kemudian dibawa ka asta (makam) Kiai As'ad di lingkungan pondok. Di makam itu Kiai Azaim bersama santri melakukan doa bersama atau tahlil untuk almarhum Kiai As'ad.(*)
Gelar Pahlawan KHR As'ad Amanah Berat
Jumat, 11 November 2016 21:45 WIB
Kalau ada santri atau keluarga yang berperilaku tidak baik, bukan hanya nama dia yang tidak baik, tapi akan mencoreng nama Kiai As'ad, meskipun beliau sendiri di alam sana mungkin tidak akan terganggu.