Madura, (Antara Jatim) - Direktur Utama PT Pertamina (Persero) Dwi Soetjipto meresmikan instalasi anjungan lepas pantai "Pertamina Hulu Energi" atau PHE-24 di wilayah kerja PT PHE West Madura Offshore" (PHE WMO) Lepas Pantai Perairan Madura, Jawa Timur, Rabu.
"Peresmian ini adalah bagian dari sinergi bersama antara PT Pertamina, PHE WMO dan SKK Migas dalam memperkuat ketahanan energi nasional. Saya kira kalau kita bersinergi tidak ada masalah yang tidak bisa diselesaikan," kata Dwi dalam keterangan persnya di Lepas Pantai Perairan Madura.
Ia mengatakan, pembangunan instalasi anjungan lepas pantai ini murni dikerjakan tangan-tangan anak bangsa, dengan komposisi tingkat kandungan dalam negeri (TKDN) sebesar 61,8 persen, salah satunya yang ditunjuk adalah PT Timas dan Guna Nusa.
Sebab, selama ini pembangunan anjungan lepas pantai yang ada di kawasan PHE WMO selalu menggunakan pihak asing.
Dwi mengatakan, ke depan dalam setiap pembangunan infrastruktur energi akan didorong menggunakan bahan lokal, karena adanya upaya efisiensi dari pemerintah ditambah harga minyak dunia yang sedang turun.
Sementara itu, pembangunan anjungan lepas pantai merupakan bagian dari usaha Pertamina untuk meningkatkan kontribusi hingga 40 persen produksi minyak nasional pada tahun 2019, sebab saat ini Pertamina baru berkontribusi sekitar 23 persen dari total produksi minyak nasional sebesar 830.000 barel per hari.
Instalasi PHE-24 akan terintegrasi dengan anjungan lepas pantai PHE-12, dan dua fasilitas produksi tersebut akan ditambatkan sekitar 55-70 meter di atas permukaan laut.
Fasilitas produksi migas lapangan terintegrasi ini juga akan dilengkapi dengan "Central Processing Platform 2" (CPP2) atau anjungan lepas pantai untuk memproses pemisahan gas dan minyak.
Dwi berharap, pengerjaan pemasangan anjungan lepas pantai paling lambat akhir November 2016, karena untuk menunjukkan keandalan Pertamina dalam mengelola lapangan lepas pantai.
"Pembangunan ini sebagai bagian dari usaha Pertamina dalam mewujudkan kedaulatan energi nasional. Dan pembangunan lapangan terintegrasi akan dilanjutkan dengan pembangunan anjungan PHE-48 dan PHE-7 yang akan dimulai pada awal tahun 2018," katanya.
Sementara itu, President General Manager PHE WMO Sri Budiyani mengatakan lewat proyek ini, PHE WMO berharap terjadi peningkatan produksi 5-7 ribu barel secara bertahap setiap tiga bulan hingga 5 tahun ke depan.
"Dengan demikian laju penurunan produksi alamiah di Blok WMO yang rata-rata dalam 3 tahun terakhir mencapai 50-60 persen per tahun bisa terus ditekan," katanya.
Ia mengatakan, saat ini melalui program perawatan sumur yang cermat dan optimasi produksi, sampai Oktober 2016 laju penurunan produksi alamiah dapat ditahan hingga hanya sekitar 10 persen.(*)