Bojonegoro (Antara Jatim) - Bupati Bojonegoro, Jawa Timur, Suyoto meminta warganya "menggauli" Bengawan Solo tidak dengan amarah, tetapi dengan kasih sayang agar memberikan manfaat yang sebesar-besarnya bagi masyarakat.
"Banyaknya warga yang mengauli Bengawan Solo dengan tidak lembut, seperti mencari pasir tanpa terkendali yang mengakibatkan kerusakan lingkungan," katanya sebelum acara parade perahu hias dalam "festival bengawan" di Bojonegoro, Minggu.
Ia mengibaratkan pencarian pasir di Bengawan Solo yang tidak terkendali sama dengan menggauli sungai terpanjang di Jawa itu dengan amarah.
Padahal, menurut dia, Bengawan Solo sama dengan seorang ibu yang harus diperlakukan dengan lembut dan baik.
"Kalau kita memperlakukan Bengawan Solo sebagai seorang ibu yang baik maka akan memberikan sesuatu yang bermanfaat kepada kita, mulai panen tanaman padi yang berlimpah juga memberikan ikan," tuturnya.
Lebih lanjut ia menjelaskan upaya mencegah penambangan pasir yang tidak terkendali dengan berbagai usaha yang dilakukan sekitar lima tahun yang lalu masih belum berhasil.
Tapi dengan adanya usaha mencegah penambangan pasir tanpa terkendali dengan mengembalikan kepada akar budaya masyarakat yang harus menggauli Bengawan Solo dengan baik maka usaha itu mulai membuahkan hasil.
"Usaha mencegah penambangan pasir tanpa terkendali dengan mengembalikan kepada akar budaya masyarakat yang harus menggauli Bengawan Solo dengan baik sejak dua tahun lalu mulai menunjukkan hasil," paparnya.
Oleh karena itu, lanjut dia, kegiatan "festival bengawan" dengan acara parade perahu hias juga "larung sesaji" (cara mengucapkan rasa syukur kepada Allah SWT) merupakan usaha mendekatkan hati manusia kepada Bengawan Solo.
Kepala Badan Lingkungan Hidup (BLH) Pemkab Bojonegoro Elzadeba menambahkan target adanya parade perahu hias di dalam "festival bengawan" untuk menjadikan Bengawan Solo di daerahnya sebagai sahabat manusia.
"Jumlah peserta 30 perahu hias dari desa di sepanjang Bengawan Solo dari 17 desa. Sembilan perahu hias dari instansi dan perusahaan, ditambah dua perahu VIP," jelas Kepala Bidang Pengembangan Usaha dan Budaya Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Budiyanto.
Usai memberangkatkan peserta perahu hias Bupati Bojonegoro Suyoto, dengan istri, dan jajarannya, juga muspida ikut naik salah satu perahu hias VIP bersama peserta lainnya.
Rombongan perahu itu juga mengikuti rute peserta perahu hias lainnya yang berangkat dari Bendung Gerak Bengawan Solo di Kecamatan Kalitidu sampai Taman Bengawan Solo di Desa Ledokweten, Kecamatan Kota. (*)
Bupati Bojonegoro Minta Warganya "Gauli" Bengawan Solo
Minggu, 25 September 2016 16:01 WIB
"Banyaknya warga yang mengauli Bengawan Solo dengan tidak lembut, seperti mencari pasir tanpa terkendali yang mengakibatkan kerusakan lingkungan," katanya sebelum acara parade perahu hias dalam "festival bengawan" di Bojonegoro, Minggu.