Surabaya (Antara Jatim) - Ketua DPD Partai Hanura Jatim Kelana Aprilianto mengatakan pengajuan perampingan jumlah pengurus dari semula 48 orang menjadi 41 sudah mengacu pada anggaran dasar dan anggaran rumah tangga partai.
Menurut Kelana Aprilianto, di Surabaya, Rabu, perampingan ini untuk efektivitas kinerja pengurus dalam rangka persiapan verifikasi faktual Komisi Pemilihan Umum (KPU).
"Kami menilai kepengurusan Hanura Jatim terlalu gemuk. Karena itu, akan kami lakukan perampingan pengurus. Dan perampingan ini mengacu pada AD/ART Partai Hanura. Untuk itu, kami akan memilih orang-orang atau pengurus yang siap mendukung program kerja DPD," ujar Kelana.
Untuk itu, kata dia, pengurus yang tidak aktif tidak akan dimasukkan ke dalam susunan kepengurusannya. Yang jelas, selain perampingan juga ada reposisi. Bisa saja posisinya digeser atau diganti dengan pengurus baru yang lebih fresh dan punya semangat untuk membesarkan partai Hanura.
Ia mengharapkan dengan adanya perampingan dan reposisi pengurus nanti, Partai Hanura bisa lebih solid dan punya visi dan misi, yakni membesarkan partai untuk memenangkan Pemilu 2019.
Lebih jauh, Kelana mengaku belum bisa mengumumkan hasil perampingan dan reposisi pengurus baru. Sebab masih menunggu surat keputusan (SK) dari DPP Partai Hanura.
"Jadi hasil reposisi belum bisa kami umumkan sekarang karena SK DPP belum turun. Usulan perampingan dan reposisi pengurus baru kita kirim ke DPP pada Senin (5/9) lalu. Saat ini masih dalam proses. Ya, nanti kalau sudah turun SK-nya pasti kita umumkan," kata Kelana.
Ia mengatakan apa pun hasil keputusan DPP, DPD akan tunduk dan patuh. "Ya, kita lihat saja nanti perkembangannya seperti apa. Yang jelas, semua harus patuh pada ketentuan partai," katanya.
Soal isu gerbong lama atau pengurus yang masuk kabinet ketua DPD Partai Hanura sebelumnya Jatmiko, bakal dihabisi atau didepak keluar, Kelana menegaskan, dirinya tidak mengenal apakah itu orang lama atau orang baru. Adapun yang jadi parameter adalah kinerjanya.
"Meski orang lama, kalau kinerjanya bagus ya akan dipakai. Dan sebaliknya, kalau orang baru tapi tak pernah aktif ya tidak dipertahankan. Tahun 2019, Partai Hanura memiliki tugas berat, yakni memenengkan pemilu. Karena itu, butuh pengurus yang aktif dan mumupuni," katanya. (*)