Surabaya, (Antara Jatim) - Pertamina Hulu Energi West Madura Offshore (PHE WMO) mendorong munculnya kawasan mangrove baru di Pulau Madura, Jawa Timur, setelah adanya taman pendidikan mangrove di Desa Labuhan Kecamatan Sepulu, Bangkalan dengan luas kurang lebih tiga hektar.
"Kami mendorong adanya kawasan mangrove baru, dan harus muncul duta-duta mangrove, tak hanya di Bangkalan, tapi di Madura yang bisa mewakili Indonesia," kata General Manager PHE WMO Sri Budiyani dalam keterangan persnya di Surabaya, Jumat.
Ia mengatakan kawasan mangrove baru juga diharapkan menjadi kawasan konservasi, edukasi, dan destinasi wisata di Madura, untuk melengkapi kawasan mangrove yang sudah ada di Jawa Timur, seperti di Tuban, Lamongan, dan Surabaya.
"Keberadaan taman pendidikan mangrove Bangkalan sudah cukup bagus, karena banyak sekali jenis mangrove yang selama ini kita tidak tahu. Masyarakat sini (Desa Labuhan) sekarang lebih tahu kegunaan mangrove," katanya.
Oleh karena itu, tetap diperlukan keikutsertaan dari masyarakat untuk menjaga, melestarikan, dan mengembangkan kawasan mangrove ini sangat diperlukan.
"Tanpa ada peran dan dukungan dari masyarakat, tidak akan berjalan dengan baik," ucapnya.
Sementara itu, Kepala BLH Jatim Bambang Sadono mengatakan lingkungan mangrove yang dikembangkan PHE WMO ini selain bisa menselaraskan alam dan lingkungan, bisa juga memberdayakan masyarakat dari sisi perekonomian atau pun pendidikan.
"Dengan luas kurang lebih tiga hektar, sudah cukup bagus dan masih bisa dikembangkan. Apalagi lokasi ini mulai menjadi kawasan transit burung-burung migran dari luar Indonesia," ungkapnya.
"Dengan adanya taman mangrove ini Madura akan semakin dikenal menjadi tujuan wisata, namun tentunya, butuh peran serta pemerintah daerah setempat," katanya.(*)