Malang (Antara Jatim) - Calon haji 2016 yang berstatus pegawai negeri sipil (PNS) di lingkungan Pemkot Malang, Jawa Timur, didominasi dari Dinas Pendidikan (Diknas) atau kalangan guru, yakni sebanyak 55 orang.
Dari 77 calon haji (calhaj) yang berangkat ke Tanah Suci itu, sekitar 71 persen atau sebanyak 55 orang diantaranya adalah guru. Sedangkan sisanya 29 persen gabungan dari sejumlah satuan kerja perangkat daerah (SKPD).
"Mudah-mudahan keberangkatan calhaj dari lingkungan PNS maupun masyarakat Kota Malang ini tidak terhalang apapun, termasuk hal-hal yang membatalkan keberangkatan, seperti masalah visa, paspor atau aturan lainnya yang dilarang," kata Wali Kota Malang, Moch Anton, saat melepas puluhan calhaj PNS di lingkungan Pemkot Malang di Masjid Baiturrohman, Selasa.
Anton juga mengimbau agar calhaj menjaga kesehatan fisik selama di Tanah Suci. "Cuaca di sana menyengat, di sana padang pasir, di perkemahan juga alam terbuka, anginnya kencang. Kalau tidak bisa menjaga fisik, kasihan mereka nanti tidak bisa melaksanakan semua ritual," katanya.
Ia berharap para calhaj dari lingkungan Pemkot Malang itu juga mandoakan untuk kebaikan Kota Malang, meski seluruh PNS yang berangkat haji menggunakan dana pribadi. "Dalam aturannya pemkot tidak bisa memfasilitasi. Nanti kami malah salah," urainya.
Beberapa pejabat di lingkungan Pemkot Malang yang menunaikan ibadah haji pada tahun ini, di antaranya adalah Kepala Bagian Hukum, Thabrani, Camat Lowokwaru, Imam Badar, Kepala Bagian Kesejahteraan Rakyat (Kesra), Eddy Sulistiono dan Kepala Dinas Ketenagakerjaan dan Transmigrasi (Disnakertrasn), Bambang Suharijadi.
Dari 77 calhaj PNS tersebut, sebanyak 44 calon haji pria dan 33 calon calhaj perempuan. "Perjalanan ibadah haji ini tidak mudah. Banyak cobaan dan tantangan saat di Mekkah dan Madinah. Saat ini masa tunggu untuk berhaji sangat lama, karena itulah momen ini merupakan kesempatan bapak ibu untuk beibadah dengan sungguh-sungguh," kata Anton.
Ia juga berbagi pengalaman dan memberikan motivasi agar para calhaj bisa kuat secara fisik dan memantapkan mental. Harapannya tentu saja agar seluruh rangkaian ibadah bisa dijalankan. "Cuaca di sana selalu berubah sehingga perlu dijaga kesehatannya, jangan sampai sakit," ujarnya.(*)