Trenggalek (Antara Jatim) - Ribuaan warga dari berbagai penjuru daerah di Kabupaten Trenggalek, Jawa Timur antusias menyaksikan pawai peragaan busana di jalanan (street fashion show) yang digelar bersamaan dengan pawai mobil hias memperingati HUT Kemerdekaan ke-71 RI, Minggu.
Antara di Trenggalek melaporkan, warga memadati sepanjang jalan yang menjadi jalur pawai, mulai dari arak-arakan balon raksasa berbentuk tokoh pewayangan pandawa lima, peragaan busana, hingga aneka mobil hias para peserta.
Sama seperti Trenggalek Etno Carnival atau pawai kesenian dan budaya khas daerah yang digelar sehari sebelumnya, hujan sempat mewarnai jalannya kegiatan yang dikemas dengan tema "Trenggalek Pop Culture" tersebut.
"Biarpun hujan tidak menyurutkan semangat peserta untuk tampil maksimal. Semua berjalan mulai pukul 08.00 WIB hingga usai sekitar pukul 15.00 WIB," kata Yusuf, salah seorang penonton yang bertahan meski beberapa kali diguyur hujan.
Beberapa warga lain mengapresiasi perayaan Hari Kemerdekaan ke-71 RI yang menurut mereka, tahun ini kemasan acaranya berbeda dan terkesan lebih semarak dibanding tahun-tahun sebelumnya.
Selain lebih tematik, kemasan acara dianggap lebih baik. "Panitia juga piawai dan sigap dalam mempersiapkan karnaval jalanan yang jika dulu hanya digelar alakadarnya, kini jauh lebih menarik. Meskipun masih ada beberapa bagian yang perlu diperbaiki," kata Slamet, warga Trenggalek lain.
Salah satu panitia acara, Triadi mengatakan, evaluasi pasti akan dilakukan untuk bahan perbaikan pada pelaksanaan kegiatan serupa di masa mendatang.
Namun ia mengklaim format acara karnaval bertema "Trenggalek Etno Carnival" yang digelar Sabtu (13/8) maupun "Trenggalek Pop Culture" yang digelar Minggu (14/8), sudah jauh lebih baik dibanding sebelumnya.
"Nafas acara yang terorganisir dan terkonsep sudah ada. Secara umum menurut saya juga sudah ideal, tapi memang ada yang harus diperbaiki di masa mendatang," ujarnya.
Triadi mencontohkan masalah eksternal seperti komunitas fotografer yang boleh mengambil gambar, dan jurnalisnya siapa saja harus teridentifikasi baik.
"Saya kira akan lebih baik jika ada semacam tanda pengenal yang dikeluarkan panitia untuk mengkonsolidasi warga yang ingin hunting foto, maupun temen media yang meliput. Supaya tidak semrawut dan ada penyusup masuk," ujarnya.
Sementara itu, Wakil Bupati Trenggalek Mochammad Nur Arifin mengatakan pawai peragaan busana ala 'cat walk" jalanan tersebut adalah bagian dari upaya mewadahi seni kreasi masyarakat dalam hal budaya kontemporer atau "pop culture".
Seperti arak-arakan balon raksasa berbentuk tokoh pewayangan pandawa lima, menurut Arifin pada dasarnya adalah simbol yang digagas panitia untuk tetap memegang teguh nilai akar budaya daerah dengan dipadu produk budaya modern.
"Ini kan bagian dari tradisi warga Trenggalek dan daerah-daerah lain untuk menyemarakkan yang diistilahkan 'bodho agustusan' (perayaan Agustusan yang mirip suasana Lebaran)," ujarnya.
Senada, Bupati Trenggalek Emil Elestianto Dardak menyatakan pawai peragaan busana dan pawai mobil hias sengaja diselenggarakan untuk memberi ajang unjuk kebolehan bagi siswa-siswi maupun masyarakat umum di Trenggalek, baik dalam memeragakan busana di jalanan maupun kreasi mereka merias mobil menjadi panggung terbuka yang menarik ditonton.
"Kami sungguh tak menyangka ternyata karya para peserta, bahkan dari perwakilan SMP pun dibuat begitu menarik sehingga enak ditonton," kata Emil.(*)
Warga Trenggalek Antusias Saksikan Peragaan Busana Jalanan
Minggu, 14 Agustus 2016 20:48 WIB
"Ini kan bagian dari tradisi warga Trenggalek dan daerah-daerah lain untuk menyemarakkan yang diistilahkan 'bodho agustusan' (perayaan Agustusan yang mirip suasana Lebaran)," ujarnya.