Banyuwangi (Antara Jatim) - Pemerintah Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur, Jumat menggelar ajang peragaan busana di atas trotoar guna mempromosikan kekayaan motif batik dari wilayah paling timur Pulau Jawa itu.
Pertunjukan unik yang memanfaatkan fasilitas pejalan kaki itu diikuti 170 peserta yang mengenakan busana batik hasil desain sendiri maupun hasil kolaborasi dengan desainer lokal. Para peragawan dan peragawati yang berlaga di "catwalk" sepanjang 350 meter ini terbagi atas kategori anak yang membawakan tema busana kasual, remaja dengan tema busana pesta dan dewasa yang membawakan busana kerja.
Saat pertunjukkan dimulai, para model lokal ini pun tampil layaknya model profesional. Dimulai dengan kategori anak, beragam busana batik kasual dengan warna-warna cerah pun mendominasi. Berlanjut dengan kategori remaja yang membawakan busana pesta, kain batik berhasil disulap menjadi aneka busana yang berkesan elegan dan mewah. Sedangkan di busana kerja yang dibawakan oleh kategori dewasa, para model tampil dengan desain busana yang lebih formal.
"Membuat pergelaran berkualitas tidak harus ditempat yang mewah. Di trotoar pun asalkan nyaman bisa menjadi media yang prestis untuk memamerkan potensi daerah. Ini sekaligus cara kami untuk memberikan ruang publik yang nyaman bagi masyarakat. Melalui ajang ini kami juga ingin membuat industri batik daerah terus bergairah," kata Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas usai menyaksikan ajang bertajuk "Batik On the Pedestrian" di Taman Blambangan itu.
Anas menambahkan ajang yang menjadi rangkaian Banyuwangi Batik Festival 2015 ini juga untuk lebih membumikan kekayaan batik di tengah masyarakat. Banyuwangi sekarang punya sedikitnya 52 motif batik. Dengan ajang ini batik bisa menjadi gaya hidup sehari-hari masyarakat.
Sementara itu Putri Indonesia Anindya Kusuma Putri yang ikut menyaksikan acara mengatakan kalau pergelaran busana yang dibuat oleh Banyuwangi sangat unik dan baru pertama kali ditemui olehnya. Dia cukup surprise karena sarana umum bagi pejalan kaki bisa menjadi catwalk yang menarik.
"Ini jadi pengalaman fashion yang baru. Banyuwangi menunjukkan kalau daerah mampu membuat event yang kreatif," kata Anindya.
Ia juga mengapresiasi karya busana yang dibawakan oleh para model yang sangat variatif dan lengkap mulai desain yang formal sampai busana batik yang dipakai untuk sehari-hari.
"Event ini menunjukkan kreativitas yang tinggi dari masyarakat lokal. Ini menjadi salah satu aset Banyuwangi yang menjanjikan untuk mengembangkan batik daerah. Masyarakat Banyuwangi harus bangga dengan semua ini," kata Anindya.
Salah satu peserta kategori remaja Tarisa Alya Amira (14) menceritakan antusiasmenya mengikuti Fashion On The Pedestrian ini. Ajang ini menjadi wadah bagi Tarisa untuk menyalurkan talentanya di bidang model dan fashion.
"Awalnya kurang pede karena baru pertama kali ikut, apalagi saat audisi harus bersaing dengan 400-an peserta. Tapi sekarang sangat bangga karena bisa tampil di sini," kata Tarisa. Untuk busana yang ditampilkannya, Tarisa menggandeng desainer lokal. Waktu yang dibutuhkan dari mendesain pakaian sampai jadi selama satu bulan.
"Saya senang bisa menuangkan ide bersama desainernya. Ajang ini memberikan pengalaman baru bagi saya," katanya. (*)
Banyuwangi Gelar Peragaan Busana di Trotoar
Jumat, 9 Oktober 2015 20:58 WIB
Event ini menunjukkan kreativitas yang tinggi dari masyarakat lokal. Ini menjadi salah satu aset Banyuwangi yang menjanjikan untuk mengembangkan batik daerah. Masyarakat Banyuwangi harus bangga dengan semua ini.