Bojonegoro (Antara Jatim) - Dinas Peternakan dan Perikanan Kabupaten Bojonegoro, Jawa Timur, masih belum melengkapi tiga rumah pemotongan hewan (RPH) dengan instalasi pengolahan air limbah (IPAL) dengan pertimbangan limbah yang dihasilkan berupa limbah organik.
"Limbah dari tiga RPH merupakan limbah organik yang mudah terurai sehingga kecil menimbulkan pencemaran," kata Kepala Unit Pelaksana Teknis (UPT) RPH dan Pasar Hewan Dinas Peternakan dan Perikanan Bojonegoro Yuyun Ariani Dahlan, di Bojonegoro, Kamis.
Ia memberikan contoh RPH di Desa Kuncen, Kecamatan Padangan, untuk bagian dalam sapi banyak diambil petani untuk memupuk sawahnya."Tapi limbah cairnya langsung masuk ke Bengawan Solo," jelas dia.
Ia juga membenarkan semua limbah yang dihasilkan dari RPH di Desa Ledokwetan, Kecamatan Kota dan RPH di Desa Pasinan, Kecamatan Baureno, masuk ke Bengawan Solo.
"Tapi limbah yang masuk ke Bengawan Solo langsung dikerubuti ikan sehingga tidak menimbulkan pencemaran," kilahnya.
Dengan demikian, menurut dia, adanya ikan yang mengerubuti limbah dari RPH membuktikan limbah dari RPH kecil kemungkinan menimbulkan pencemaran karena berupa limbah organik yang mudah terurai.
Meski demikian, katanya, pemasangan IPAL di tiga RPH tetap penting dilakukan karena limbah yang masuk ke Bengawan Solo itu merupakan kotoran hewan.
"Kami juga mengkaji hasil uji laboratorium contoh air Bengaan Solo yang dilakukan Badan Lingkungan Hidup (BLH) secara periodik," jelas dia.
Menurut dia, kalau memang pencemaran air Bengawan Solo salah satu faktornya berasal dari limbah RPH, maka akan diusulkan untuk melengkapi RPH dengan IPAL.
Ia menambahkan di tiga RPH milik pemkab itu rata-rata menyembelih sapi berkisar 12-16 ekor per hari.
"Kalau ramai bisa mencapai 16 ekor per harinya," tandasnya.
Pantauan Antara RPH di Desa Ledokwetan, Kecamatan Kota, lokasinya persis ditepi Bengawan Solo sehingga semua limbah cair langsung masuk ke Bengawan Solo melalui pipa.
"Pembuangan limbah RPH biasanya pagi hari, sebab penyembelihan sapi dilaksanakan dini hari," jelas seorang pemacing Bengawan Solo Agus.
Ia menambahkan limbah dari RPH yang masuk itu selain menimbulkan bau amis, juga air Bengawan Solo berwarna hitam."Limbah yang masuk ke Bengawan Solo cukup banyak, bahkan biasanya tidak bisa langsung mengalir," tambahnya. (*)
Dinas Peternakan Bojonegoro Belum Lengkapi IPAL RPH
Kamis, 4 Agustus 2016 18:01 WIB

Bengawan Solo di Bojonegoro. (Slamet agus sudarmojo)
"Limbah dari tiga RPH merupakan limbah organik yang mudah terurai sehingga kecil menimbulkan pencemaran," kata Kepala Unit Pelaksana Teknis (UPT) RPH dan Pasar Hewan Dinas Peternakan dan Perikanan Bojonegoro Yuyun Ariani Dahlan, di Bojonegoro, Kamis.