"Kami akan melakukan "recovery" (perbaikan) secepatnya, agar bisa segera ditempati berjualan kembali," ujar Kepala Bagian Humas dan Protokol Kabupaten Magetan Saif Mukhlisun kepada wartawan di Magetan, Sabtu.
Menurut dia, dana tersebut berasal dari pos darurat yang akan dipakai untuk penyiapan bangunan dan pemasangan atap kios serta lapak pasar.
Sebelum diperbaiki, pihaknya akan melakukan uji fisik kekuatan bangunan yang tersisa dengan melibatkan petugas dari Dinas Pekerjaan Umum setempat. Jika masih layak, tetap dipakai. Sebaliknya jika sudah tidak layak akan dihancurkan kemudian diganti baru.
Mukhlis menjelaskan, opsi perbaikan sengaja dipilih Pemkab Magetan berdasarkan pertimbangan bersama. Yakni pembahasan antara Bupati Magetan bersama kepala SKPD terkait dan pedagang anggota paguyuban Pasar Sayur 1 Magetan.
Hal itu selain lebih hemat dari sisi anggaran, opsi perbaikan tersebut dirasakan paling sesuai untuk menangani kondisi pedagang yang tidak ingin berlama-lama meninggalkan lapaknya pascakebakaran. "Jadi pedagang bisa lebih cepat menempati kembali kios ataupun lapaknya seperti sebelumnya. Ini sesuai keinginan mereka," kata dia.
Saat ini, pemda setempat masih melakukan pembersihan puing-puing bangunan sisa kebakaran. Setelah pembersihan selesai, proses selanjutnya dilakukan uji fisik dan kemudian perbaikan.
"Ditargetkan, proses perbaikan setelah pembersihan akan selesai dalam waktu dua bulan ke depan," tambahnya.
Sesuai kesepakatan, perbaikan akan dilakukan dari sisi barat dan mengarah ke sisi timur Pasar Sayur 1. Hal itu dilakukan karena pada sisi timur masih jadi lokasi penyelidikan petugas kepolisian. Diharapkan, nantinya proses perbaikan dan penyelidikan dapat selesai dalam waktu yang sama.
Seperti diketahui, bangunan Pasar Sayur 1 Magetan terbakar pada Kamis (14/7). Hingga kini polisi dan pihak terkait masih menyelidiki penyebab kebakaran tersebut.
Data Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Magetan mencatat, ada sekitar 158 bangunan usaha yang terbakar pada peristiwa tersebut. Rinciannya 46 unit terdiri bedak, kios dan los bangunan yang termasuk kategori besar, 33 unit los terbuka (kategori sedang), dan 79 titik area pelataran (kategori kecil).
Sementara, jumlah pedagang yang terimbas akibat peristiwa kebakaran tersebut mencapai sebanyak 1.158 orang. Sebagian dari para pedagang ada yang menunggu hingga kiosnya jadi untuk berjualan, namun sebagian lainnya ada yang nekad berjualan di pinggir jalan bekas lokasi bangunan yang terbakar. Hal itu guna mendapatkan penghasilan untuk memenuhi kebutuhan hidup.(*)