Kediri (Antara Jatim) - Dinas Kebersihan dan Pertamanan Kota Kediri, Jawa Timur, memperkirakan volume sampah di kota ini naik hingga 20 persen menjelang Lebaran 2016 ketimbang volume sampah di hari biasa.
"Kami perkirakan naik mencapai 20 persen ketimbang hari biasa. Namun, kenaikan volume sampah itu sudah kami antisipasi," kata Kepala DKP Kota Kediri Didik Catur di Kediri, Sabtu.
Ia mengatakan, rata-rata dalam sehari volume sampah mencapai 1.105 ton yang berasal dari beragam sektor, baik rumah tangga, hotel, maupun pusat kuliner. Sampah itu juga beragam baik dari plastik maupun dari sisa makanan. Selain itu, sampah tersebut juga dibawa oleh para pemudik yang lewat di Kota Kediri. Saat melintas mereka membuang sampah di kota ini.
Didik menyebut, sudah menyiapkan sumber daya manusia (SDM) untuk menangani sampah di Kota Kediri selama Ramadhan dan menjelang Lebaran 2016. Bahkan, jam kerja mereka ditambah, dengan harapan Kota Kediri bisa lebih bersih.
"Kami lakukan penambahan jam kerja, jika semula 2x sehari membersihkan, kami tambah menjadi 3x sehari. Bahkan, lebaran pun mereka juga tetap kerja," ujarnya.
Didik menyebut, tenaga yang membantu untuk membersihkan sampah di Kediri, terutama tukang sapu sekitar 200 orang. Mereka bekerja membersihkan sampah di seluruh wilayah Kota Kediri, yang meliputi Kecamatan Pesantren, Kota, serta Mojoroto.
Selain menyiagakan petugas kebersihan, Didik juga menambahkan armada untuk mengangkut sampah juga terus siaga. Namun, untuk armada hanya akan memaksimalkan yang ada, dan tidak direncanakan ada penambahan lagi.
Ia pun meminta agar masyarakat ikut menjaga kebersihan. Di seluruh daerah wilayah Kota Kediri sudah disediakan tempat sampah, sehingga masyarakat diharapkan membuang sampah pada tempatnya.
Sampah yang dikumpulkan pun, nantinya juga akan diolah lagi. Untuk sampah yang bisa diolah jadi pupuk kompos, akan diolah petugas di lokasi tempat pembuangan akhir (TPA) di Kelurahan Pojok, Kecamatan Mojoroto, Kota Kediri.
DKP juga sudah membuat TPA II yang memanfaatkan "Sanitary Renville" dalam proses pengolahan sampahnya. Nantinya, untuk sampah yang dibuang di tempat itu bisa diolah lebih baik lagi, termasuk lindi juga bisa terolah. TPA II seluas 2,1 hektare tersebut dioperasionalkan, sebab TPA sebelumnya sudah melebihi kapasitas. (*)