Kediri (Antara Jatim) - Petugas dari Dinas Perhubungan Kota Kediri, Jawa Timur, melakukan pemeriksaan kelaikan kendaraan angkutan umum berupa bus baik AKDP (antarkota dalam provinsi) maupun AKAP (antarkota antarprovinsi), menjelang Lebaran 2016.
"Kami ingin tingkatkan kualitas pelayanan angkutan umum ke masyarakat, jadi petugas di lapangan selalu memantau kendaraan angkutna umum di masa Lebaran 2016 ini, apakah angkutan itu handal," kata Kepala Seksi Angkutan Orang Dinas Perhubungan Kota Kediri Bagus Hermawan di Kediri, Rabu.
Dalam pemeriksaan di Terminal Kota Kediri itu, setiap kendaraan bus diteliti petugas, baik roda, rem, lampu, termasuk ada atau tidaknya alat pemadam kebakaran, kaca mobil, hingga surat menyurat. Ada sekitar 30 kendaraan yang diperiksa kelaikannya.
Namun, petugas tidak menemukan adanya bus yang kondisinya sangat parah. Petugas sempat menemukan kaca bus pecah, tapi masih ditoleransi, sehingga diimbau segera menggantinya dengan kaca yang baru.
"Hasil pengawasan ini nantinya jadi evaluasi. Kami tentunya akan menindaklanjuti dan selalu melakukan pengawasan," katanya.
Selain melakukan pemeriksaan kelaikan kendaraan, petugas dari BNN Kota Kediri juga melakukan tes urine. Hal itu memastikan, agar sopir bus tidak terlibat penyalahgunaan obat terlarang saat mengemudikan angkutan umum.
Kepala BNN Kota Kediri AKBP Lilik Dewi Indarwati mengemukakan dari pemeriksan tes urine yang dilakukan pada sopir, semuanya negatif. Petugas tidak menemukan adanya pengaruh obat terlarang maupun obat kuat di kandungan urine para sopir.
"Tadi yang kami periksa negatif, termasuk tidak ada temuan kandungan obat kuat," ujarnya.
Ia mengatakan, penyalahgunaan obat terlarang oleh sopir sangat berbahaya. Selain membahayakan diri sendiri, juga membahayakan penumpang dan lingkungan. Ketika terjadi kecelakaan, bukan hanya penumpang dan sopir yang bisa celaka, tapi masyarakat di sekitar lokasi kecelakaan juga bisa terkena imbas, ikut terluka.
Ia berharap, dalam Lebaran 2016 ini, semua penumpang maupun sopir dalam keadaan baik, dan bebas dari penyalahgunaan narkoba. BNN pun terus gencar melakukan kampanye agar tidak menggunakan narkoba, termasuk pada pengendara angkutan umum.
"Kami kerjasama dengan dinas perhubungan dan berikan sosialisasi serta tes urine pada pengemudi. Jadi, ketika disidak hasilnya bagus berarti sosialisasi sudah mengena, ada kesadaran untuk tidak menyalahgunakan narkoba," ujar Lilik.
Rencananya, kegiatan ini akan dilakukan rutin, terutama menjelang Lebaran 2016. Namun, untuk jadwal pasti, masih dirahasiakan dari petugas, dan akan dilakukan spontan. (*)