Madiun (Antara Jatim) - Petugas Badan Pusat Statistik (BPS) Kota Madiun, Jawa Timur, kesulitan mendata usaha warga yang dijalankan dengan sistem dalam jaringan atau "online" saat melakukan Sensus Ekonomi (SE) 2016 dan penyisiran ulang.
"Kesulitan atau kendala kami di lapangan adalah menghadapi kegiatan ekonomi atau usaha warga yang dijalankan dengan cara online. Sebab kegiatan itu tidak terlihat mata, sehingga cenderung tidak disebutkan saat proses pendataan atau sensus," ujar Kepala Badan Pusat Statistik Kota Madiun Firman Bastian, kepada wartawan, Rabu.
Padahal sesuai aturan, lanjut Firman, semua pelaku usaha diminta melaporkan kegiatan ekonomi yang dimilikinya apapun bentuknya dan berapapun skala besaran usaha tersebut.
"Warga diimbau tidak menutup-nutupi. Sebab sensus ekonomi ini sangat penting untuk memberi gambaran lengkap tentang level dan struktur ekonomi Indonesia serta untuk mengetahui daya saing bisnis di Indonesia," kata dia.
Selain usaha online, kendala lain yang dihadapi petugas saat sensus adalah pelaku ekonomi yang cenderung menyembunyikan data riil usahanya.
"Itu biasanya dilakukan oleh perusahaan-perusahaan besar. Mereka cederung menyembukan data, seperti omzet yang diperoleh dan lainnya," kata dia.
Untuk menghadapi pelaku ekonomi yang cenderung menutupi tersebut, BPS telah melatih petugas sensusya secara khusus agar memiliki ketrampilan dalam menggali data. Sehingga, diharapkan semua kegiatan ekonomi yang menjadi target di Kota Madiun tak ada yang terlewati.
Firman menambahkan, saat ini proses penyisiran ulang sensus ekonomi telah selesai dilakukan oleh petugas yang ditunjuk. Adapun penyisiran ulang dilakukan sejak tanggal 1 hingga 15 Juni 2016.
Hasil penyisiran ulang tersebut nantinya akan digabung dengan data hasil pencacahan sensus ekonomi yang dilakukan pada bulan Mei lalu. Kemudian, ata gabungan tersebut akan diserahkan ke Provinsi Jawa Timur untuk diolah.
Ia memprediksi akan terjadi peningkatan jumlah usaha yang ada di Kota Madiun pada SE tahun 2016 dibandingkan dengan SE tahun 2006. Hanya saja, pihaknya belum dapat menyebutkan besaran peningkatan tersebut karena data masih diolah.
Sementara, data BPS Kota Madiun mencatat, jumlah usaha yang terdata dalam Sensus Ekonomi tahun 2006 mencapai sekitar 29.194 usaha, baik yang berskala kecil, sedang, hingga besar. (*)