Tulungagung (Antara Jatim) - Bencana banjir bandang dan angin puting beliung menerjang sejumlah desa di Kabupaten Tulungagung, Jawa Timur, Selasa.
Tidak ada korban jiwa dalam peristiwa yang terjadi hampir bersamaan
di dua kawasan permukiman berbeda tersebut, namun kerusakan rumah dan
bangunan dilaporkan mencapai puluhan unit.
"Kami masih terus melakukan pendataan karena dampak paling parah
terjadi di Desa Tulungrejo, Kecamatan Karangrejo akibat terjangan puting
beliung sekitar pukul 15.00 WIB," kata Kabid Kedaruratan dan PMK Badan
Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Tulungagung Nadlori Alwi
dikonfirmasi melalui telepon.
Hasil pendataan sementara, kata dia, tercatat 38 rumah yang dipastikan mengalami kerusakan berat maupun ringan.
Empat di antaranya bahkan roboh total sehingga pemilik rumah harus
diungsikan ke bangunan yang masih utuh atau selamat, katanya.
"Kami belum tahu kondisi di dalam, data ini masih mengacu rumah-rumah warga yang rusak di pinggir jalan saja," ujarnya.
Ia menggambarkan situasi di Desa Tulungrejo sesaat bencana puting beliung terjadi mengalami kerusakan parah.
Warga mengalami kepanikan dan sebagian masih trauma karena bencana terjadi tiba-tiba dan hanya dalam waktu singkat.
Selain puting beliung, bencana banjir bandang juga merendam
sedikitnya tiga desa di wilayah kecamatan yang sama (Karangrejo) namun
berada di kawasan permukiman berbeda dengan jarak sekitar tiga
kilometer.
Tiga desa yang mengalami banjir bandang parah terpantau di Desa
Babadan, Bungur, serta Sukowiyono dengan ketinggian air mencapai
pinggang orang dewasa.
Menurut Alwi, banjir bandang di tiga desa itu diakibatkan luberan
air Sungai Udu dan Milir yang melintasi tiga area permukiman tersebut
pascahujan deras yang mengguyur daerah lereng Gunung Wilis dan seputar
Kota Tulungagung-Trenggalek sejak pukul 14.00 WIB.
"Banjirnya di sana bersifat sesaat dan biasanya cepat surut karena air terus mengalir," kata Alwi.
Ia memastikan banjir bandang juga tidak menyebabkan terjadinya
korban jiwa ataupun kerusakan rumah meski rendaman banjir telah
menyebabkan aktivitas warga di daerah itu praktis lumpuh total.
"Ini banjir terbesar yang pernah terjadi di desa kami sejak 10
tahun terakhir. Mungkin karena petugas irigasi lupa tidak membuka pintu
cekdam di alur sungai di atas sehingga air meluber dan menggenangi
permukiman kami," tutur Samlan, warga Desa Babadan. (*)
Banjir Bandang Terjang Sejumlah Desa di Tulungagung
Selasa, 14 Juni 2016 20:15 WIB
Selain puting beliung, bencana banjir bandang juga merendam sedikitnya tiga desa di wilayah kecamatan yang sama (Karangrejo) namun berada di kawasan pemukiman berbeda dengan jarak sekitar tiga kilometer.