Jember (Antara Jatim) - Wakil Ketua DPRD Jember Ayub Junaidi melakukan inspeksi mendadak ke Pabrik Gula Semboro pada Selasa karena mahalnya harga gula di pasaran Kabupaten Jember, Jawa Timur, hingga menembus angka Rp17.000 per kilogram.
"Kami mendapat informasi dari Dinas Kehutanan dan Perkebunan Jember yang mencatat stok gula pasir di PG Semboro sebanyak 1.766 ton, sehingga kami ingin memastikan stok di pabrik gula tersebut," kata Ayub di Jember.
Inspeksi mendadak ke PG Semboro juga diikuti oleh Kasat Reskrim Polres Jember AKP Bambang Wijaya dan Kapolsek Semboro, serta sejumlah wartawan yang melihat langsung gudang pabrik gula itu.
"Hasil dari inspeksi ternyata ditemukan sebanyak 300 ton gula di dalam gudang PG Semboro dan polisi mencoba akan melakukan penyelidikan apakah terjadi penimbunan gula pasir karena sudah tersimpan sekitar enam bulan, namun ratusan gula pasir itu dikabarkan pemilik pemenang lelang gula," ucap politisi PKB Jember itu.
Menurut dia, harga lelang gula pasir sebesar Rp11.500 per kilogram, namun harga gula pasir di pasaran mencapai R17.000 per kilogram, sehingga disparitas yang jauh itu membuat pihaknya melakukan inspeksi mendadak ke PG Semboro.
"Kami menduga tingginya harga gula pasir karena permainan mafia gula, sehingga kami minta Pemkab Jember membuat kebijakan yang berani terkait dengan melambungnya harga komoditas gula tersebut," katanya.
Sementara General Manajer PG Semboro Imam Cipto Suyitno mengakui adanya gula yang tersimpan di PG Semboro, namun gula pasir tersebut milik perusahaan swasta yang memenangkan lelang dan bukan milik PG Semboro.
"Sebenarnya keluarnya gula pasir itu rutin setiap hari. Jika kemarin ada kabar banyak, tapi setiap hari sudah dikeluarkan," tuturnya.
Ia menjelaskan gula pasir yang keluar dari gudang PG Semboro berkisar 170 hingga 300 ton setiap hari, namun ia mengaku tidak punya kewenangan terkait lamanya keluarnya gula pasir dari gudang.
"Itu bukan kewenangan saya. Jika ada perintah untuk mengeluarkan gula pasir, maka akan kami keluarkan. Banyaknya gula yang keluar dari gudang tergantung dari pengusaha pemilik gula yang menang lelang karena gula yang tersimpan itu milik pengusaha, bukan PG," katanya.
Imam mengaku tidak mengetahui alasan gula tersebut tidak segera diambil oleh pengusaha yang memenangkan harga lelang gula karena pihaknya hanya sebagai produksi gula di PG Semboro.(*)