Jakarta, (Antara) - Indonesia akan mengandalkan pertahanan udara kepada pesawat tempur buatan bersama dengan Korea Selatan KFX/IFX pada lima tahun yang akan datang.
"Iya masa depan. Kita harus bisa buat pesawat lah, masa beli terus," kata Menteri Pertahanan Ryamizard Ryacudu ditemui di area Istana Negara, Jakarta pada Selasa sore.
Menurut menteri, Indonesia dan Korea Selatan masih mematangkan seluruh konsep pesawat yang direncanakan dapat mengakomodasi kemampuan siluman (stealth) tersebut.
Selain itu, untuk menjaga keamanan udara dan perbatasan Indonesia saat ini, Ryamizard mengatakan pemerintah akan membeli delapan unit jet tempur Sukhoi Su-35 asal Rusia.
Dia juga tidak menampik Indonesia dapat membeli arsenal udara dari negara produsen jet tempur lainnya.
"Kita kan negara banyak bersahabat. Kita kan bukan negara satu untuk menghadapi satu. Semuanya sama yang mana yang bagus menurut kita ukurannya kita beli," tegas Ryamizard.
Indonesia dan Korea Selatan pada Januari 2016 menandatangani perjanjian senilai 1,3 miliar dolar AS untuk pengembangan jet tempur baru.
Berdasarkan atas perjanjian itu, yang ditandatangani dengan Korea Aerospace Industries (KAI), Kementerian Pertahanan Indonesia akan menanam sekitar 1,6 triliun won (13 triliun rupiah) dalam program Korea - Indonesia Fighter Experimental (KF-X/IF-X).
Selain itu, Menteri mengatakan rencananya Presiden Joko Widodo dalam lawatannya ke Rusia pada pertengahan Mei mendatang akan menyaksikan kesepakatan pembelian pesawat tempur Sukhoi.
Dalam lawatan itu, Presiden akan menghadiri KTT Rusia-ASEAN di Kota Sochi.(*)