Jember (Antara Jatim) - Menteri Sosial Khofifah Indar Parawansa mengunjungi desa sejahtera mandiri di Desa Pakis, Kecamatan Panti, Kabupaten Jember, Jawa Timur, Senin sore.
"Ada lima desa binaan yang didampingi mahasiswa Universitas Jember yang melakukan kuliah kerja nyata (KKN) yang menjadi desa sejahtera mandiri di Jember, salah satunya di Desa Pakis, Kecamatan Panti," kata Mensos di sela-sela peresmian rumah tidak layak huni (rutilahu) program desa sejahtera mandiri di Jember.
Menurutnya, Kementerian Sosial menggandeng sebanyak 15 perguruan tinggi di Indonesia dalam program desa sejahtera mandiri melalui bantuan rumah tidak layak huni dan usaha ekonomi atau kelompok usaha bersama.
"Tahun lalu, Desa Pakis mendapatkan program bantuan perbaikan rumah tidak layak huni dan tahun ini ada bantuan program usaha ekonomi produktif melalui kelompok usaha bersama," tuturnya.
Data Kemensos mencatat sebanyak 100 desa yang tersebar di seluruh Indonesia mendapatkan program desa sejahtera mandiri pada tahun 2015 dan tahun 2016 akan ada penambahan sebanyak 20 desa.
"Tahun ini ada penambahan jumlah desa yang masuk dalam program desa sejahtera mandiri menjadi 120 desa dengan mitra perguruan tinggi menerjunkan mahasiswanya yang melakukan KKN di desa setempat," katanya.
Ia berharap desa yang menjadi sasaran program tersebut setiap tahun selalu dijadikan lokasi KKN, sehingga selama tiga tahun ke depan dapat dipantau perkembangan desa tersebut oleh mahasiswa yang melakukan KKN di sana.
"Kami berharap pendampingan mahasiswa KKN di satu desa yang menjadi sasaran desa sejahtera mandiri dilakukan secara berkesinambungan selama tiga tahun, sehingga dapat memandirikan desa tersebut," ujarnya.
Khofifah mengatakan produk lokal yang dikembangkan Desa Pakis cukup potensial karena merupakan sentra kopi dan buah durian, sehingga mahasiswa yang melakukan KKN dapat mendampingi masyarakat untuk membantu teknologi pangan.
"Biasanya buah durian dipetik dan langsung dijual dengan harga murah, namun kalau dikemas menjadi berbagai olahan durian seperti keripik durian dan lainnya maka bisa memiliki nilai ekonomis yang cukup tinggi," tutur perempuan kelahiran Kota Surabaya itu.
Sementara Rektor Universitas Jember M. Hasan menyambut baik program desa sejahtera mandiri yang digagas oleh Kemensos, sehingga Universitas Jember akan mendukung penuh dengan melibatkan mahasiswa yang sedang KKN di desa sasaran program itu.
"Kami akan berusaha memberikan pendampingan kepada masyarakat semaksimal mungkin melalui mahasiswa yang KKN, sehingga ilmu yang dimiliki oleh mahasiswa dapat bemanfaat bagi masyarakat," katanya.
Sebanyak 15 perguruan tinggi yang bekerja sama dengan Kemensos di antaranya Universitas Jember, Universitas Brawijaya, Universitas Islam Malang, Universitas Muhammadiyah Malang, dan Universitas Negeri Malang.(*)