Madiun (Antara Jatim) - Perum Badan Urusan Logistik (Bulog) Sub Divre IV Madiun, Jawa Timur, menargetkan serapan sebanyak 60.000 ton setara beras dari petani selama tahun 2016.
Kepala Bulog Sub Divre IV Madiun, Rahmat Syahjoni Putra, Jumat, mengatakan, serapan tersebut mulai dilakukan pada masa panen musim penghujan yang terjadi bulan Maret ini hingga April mendatang dan terus berlangsung hingga akhir tahun.
"Ini serapan mulai dilakukan. Sejauh ini, bulog telah menyerap sebanyak 1.850 ton gabah kering giling atau sekitar 2 persen dari target," ujar Rahmat Syahjoni Putra, kepada wartawan.
Menurut dia, target serapan tahun ini lebih tinggi jika dibandingkan dengan tahun lalu yang ditetapkan sebanyak 45.000 ton beras.
Meski tahun lalu Bulog Madiun tidak mampu memenuhi target penyerapan beras, pihaknya tetap berusaha semaksimal mungkin untuk menyerap beras petani sebanyak-banyaknya di tahun ini.
Guna memaksimalkan serapan, pihaknya akan membuka pelayanan gudang pada hari Sabtu maupun Minggu. Diharapkan, dengan jam pelayanan yang lebih lama, petani memiliki waktu yang panjang untuk menjual gabah dan berasnya ke bulog.
Pihaknya tidak menampik masih mengalami kesulitan dalam menyerap beras petani saat ini. Hal itu karena harga pembelian gabah di lapangan lebih tinggi dari harga pembelian gabah yang ditetapkan pemerintah.
Adapun, HPP gabah yang ditetapkan pemerintah saat ini mencapai Rp3.700 per kilogram di petani atau Rp3.750 per kilogram di penggilingan, dengan kadar air maksimum 25 persen dan kadar hampa maksimum 10 persen.
Selain kesulitan karena kalah bersaing dengan harga gabah di lapangan, bulog juga dituntut menyerap gabah dan beras sesuai persyaratan yang berlaku di antaranya, kadar air maksimum 25 persen dan kadar hampa maksimum 10 persen untuk gabah kering panen.
Selain itu, kadar air minimum 14 persen dan kotoran maksimum 3 persen untuk gabah kering giling; serta kadar air maksimum 14 persen, butir patah maksimum 20 persen, kadar menir maksimum 2 persen dan derajat sosoh minimum 95 persen untuk beras.
"Bulog tidak bisa menerima gabah ataupun beras yang tidak sesuai syarat. Padahal kondisi tersebut sangat mempersulit penyerapan karena gabah dan beras petani terkadang tidak sesuai dengan persyaratan," kata dia.
Ia mengaku tidak dapat berbuat banyak terkait hal tersebut. Untuk itu, ia meminta para petani, terlebih petani mitra, bersedia menjual berasnya ke bulog dengan memperhatikan syarat yang berlaku agar target stok beras sebagai cadangan pangan nasional dapat terpenuhi. (*)