Jember (Antara Jatim) - Sekolah Menengah Atas Kristen Santo Paulus Kabupaten Jember, Jawa Timur memperingati Hari Air Sedunia dengan melakukan pemutaran film dokumenter tentang kondisi air sungai di Jember yang digelar di sekolah setempat, Senin (21/3) malam.
"Pihak sekolah mengadakan pemutaran film tentang kondisi air di Kabupaten Jember karena keprihatinan atas pencemaran air sungai dan film itu dibuat oleh siswa," kata Guru SMAK Santo Paulus, Guntur di Jember, Selasa.
Menurut dia, kegiatan tersebut berawal dari keprihatinan para guru yang melihat kondisi air di Jember, kemudian mengajak siswa-siswi untuk peduli terhadap lingkungan dalam momentum Hari Air Sedunia melalui pembuatan film dokumenter tersebut.
"Kita berharap dengan momentum Hari Air Sedunia hari ini, para siswa berperan aktif dalam penyelamatan lingkungan hidup dengan menanam pohon untuk menambah sumber mata air dan menggunakan air secara hemat," tuturnya.
Setiap peringatan Hari Air Sedunia, lanjut dia, pihak sekolah selalu mengajak para siswa untuk memperingatinya dengan kegiatan positif di antaranya menanam pohon, melihat kegiatan para aktivis lingkungan, dan mengenalkan dengan komunitas yang peduli terhadap lingkungan seperti komunitas "Gerebek Sedekah" dan "Bank Sampah".
"Para siswa tidak hanya belajar di bangku sekolah, namun siswa diajak untuk mengenal lingkungan, agar mereka lebih peka dan belajar banyak tentang kepedulian lingkungan di Kabupaten Jember," katanya, menambahkan.
Sementara salah seorang siswa pembuat film dokumenter tentang kondisi air di Jember, Antonius Eko Putra Wijaya mengatakan kondisi air di sejumlah sungai di Jember cenderung parah karena banyaknya sampah organik dan anorganik yang berserakan di sana.
"Di film tersebut menggambarkan bagaimana kondisi sungai yang banyak sampah di Jember, sehingga mencemari lingkungan dan berdampak buruk bagi sanitasi lingkungan warga yang berada di sana," tuturnya.
Berdasarkan hasil wawancara dengan warga di sekitar sungai, lanjut dia, sebagian anak-anak mengalami gatal-gatal akibat pencemaran lingkungan di sekitar Sungai Bedadung Jember.
"Setelah kami telusuri, di sana memang banyak sampah plastik dan sejumlah bungkus obat yang diduga menyebabkan air tercemar karena limbah sampah plastik tidak bisa terurai, bahkan bisa menyebabkan banjir, apabila hujan deras," katanya.(*)