Pendopo Pemkab Banyuwangi, sekilas tampak sama dengan pendopo-pendopo di kabupaten lain di Jawa Timur, yakni sejenis bangunan yang luas, terletak di bagian depan rumah, dan disediakan untuk pertemuan, rapat, peralatan, serta keperluan lain yg ada hubungannya dengan keperluan masyarakat.
Halaman yang luas, serta pepohonan yang rindang, menambah asri pemandangan di sekitar pendopo ini, bahkan membuat semua orang betah.
Penataan yang artistik, serta petugas jaga yang ramah, menjadi pelengkap bahwa pendopo milik pemerintah di kabupaten paling timur di Pulau Jawa itu, memang menawarkan sejuta makna.
Terdapat empat tiang penyangga utama di pendopo yang diberinama "Sabha Swagata Blambangan" ini dengan lampu hias mengantung ditengahnya.
"Tiang penyangga utama ini yang bernama 'soko guru' dan tidak pernah diganti dari dulu," kata Kasi Wisata dan Budaya, Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Banyuwangi, Aekanu Hariyono saat memandu rombongan wisatawan asal Surabaya kala itu.
Meski sepintas tampak sama dengan pendopo-pendopo lain di sejumlah kabupaten/kota di Jawa Timur, namun posisi 'Pendopo Sabha Swagata Blambangan' ini, tidak terlalu tinggi, sehingga mengesankan bangunan yang ramah lingkungan.
"Renovasi dengan konsep ramah lingkungan ini dilakukan saat Bapak Abdullah Azwar Anas menjabat sebagai Bupati Banyuwangi dan merupakan renovasi kedua," kata Aekanu.
Renovasi pertama, pada masa pemerintahan Bupati Harwin Wasisto.
Renovasi kedua dilakukan pada masa pemerintahan Bupati Abdullah Azwar Anas. Pada renovasi inilah mengubah wajah pendopo dengan penambahan bangunan mirip bunker yang disebut "green house".
Ada dua bangunan green house di belakang Pendopo Banyuwangi ini. Pertama, berada di barat dari bangunan utama Pendopo.
Green House bagian barat ini memiliki sejumlah ruangan. Di antaranya 6 kamar dan ruang makan serta ruang lobi. Pada dinding lorongnya terpasang lukisan reproduksi bertema perjalanan sejarah Banyuwangi.
Dan bangunan "green house" kedua berada di timur bangunan utama pendopo. Bangunan ini merupakan ruang PKK berfungsi sebagai tempat rapat, kantor atau sekretariat kegiatan.
Bila diamati, kedua bangunan ini akan terlihat seperti sebuah hamparan taman yang menghijau karena subur ditumbuhi rumput dengan kontur tanahnya yang memiliki kemiringan sekitar 60 derajat. Padahal, semua itu merupakan bagian atap dari "green house".
Meski berada di dalam tanah, namun pencahayaan di dalam bangunan sangat terang disaat siang hari. Cahaya yang menerangi bukan dari lampu listrik, melainkan dari cahaya matahari yang masuk melalui celah pemecah sinar matahari yang telah direkayasa sedemikian rupa.
Menurut Kasi Wisata dan Budaya, Disbudpar Banyuwangi Aekanu Hariyono, 'green house' di bagian barat Pendopo Banyuwagi itu dijadikan tempat istirahat tamu pemerintahn.
"Dulu Dubes AS Robert O Blake pernah menginap di 'gues house' ini pada acara perayaan Thanksgiving 2004," terang Aekanu.
Di area bagian belakang pendopo, sering digunakan sebagai tempat bersantai. Beberapa hiasan lampion nampak terpasang dengan apik di pepohonan. Sementara di bagian paling belakang terdapat rumah adat Suku Using dengan beberapa ornamen-ornamen kuno khas Suku Using atau yang dikenal sebagai penduduk asli Banyuwangi.
Pendopo dan green house yang unik merupakan "Istana" Bupati "Bumi Blambangan" ini dengan taman hijau tertata apik, menarik untuk dikunjungi sebagai objek wisata edukasi . (*)
Pendopo dan green house yang unik merupakan "Istana" Bupati "Bumi Blambangan" ini dengan taman hijau tertata apik, menarik untuk dikunjungi sebagai objek wisata edukasi . (*)