Bojonegoro (Antara Jatim) - Joint Operating Body (JOB) Pertamina-Petrochina East Java (PPEJ) menyiagakan tiga mobil ambulans di Balai Desa Sambiroto, Kecamatan Kapas, Kabupaten Bojonegoro, Jawa Timur, sejak sehari lalu, untuk mengantisipasi warga mengalami keracunan gas.
"Warga masih khawatir dengan kejadian ada warga mengalami mual-mual, muntah dan pusing, yang disebabkan ada kegiatan pembersihan sumur minyak beberapa hari lalu," kata Kepala Desa Sambiroto, Kecamatan Kapas, Bojonegoro Sujono, di Bojonegoro, Minggu.
Ia menjelaskan warganya mengalami gejala mual-mual, muntah dan pusing, bersamaan dengan adanya kegiatan pembersihan sumur minyak di lapangan A Sukowati di Desa Campurejo, Kecamatan Kota, beberapa hari lalu.
"Dalam kejadian itu sebanyak 14 warga harus dibawa ke rumah sakit untuk menjalani perawatan. Tapi, yang mencium busuk dari gas yang ditimbulkan dari kegiatan pembersihan sumur, ya, ratusan warga," jelas dia.
Oleh karena itu, menurut dia, dalam pertemuan dengan Manajer JOB PPEJ, dua hari lalu, warganya meminta ada ambulance lengkap dengan petugas medis, disiagakan di balai desa.
"Tiga ambulance disiagakan sampai kondisi aman, meskipun sekarang kegiatan pembersihan sumur minyak sudah berhenti," jelas dia.
Selain itu, lanjut dia, dalam pertemuan juga disepakati JOB PPEJ memberikan ganti rugi sebesar Rp300 juta, kepada warga di Desa Sambiroto, yang jumlahnya sekitar 900 kepala keluarga (KK) (sekitar 3.200 jiwa).
Hanya saja, menurut dia, ganti rugi uang Rp300 juta itu tidak diperbolehkan dibagikan dalam bentuk uang.
"Ganti rugi harus dibagikan kepada warga dalam bentuk barang, sehingga kami membentuk tim untuk merumuskan teknis pembagiannya," jelas dia.
Ia mengakui tidak semua warga mencium bau busuk dampak pembersihan sumur minyak di lapangan A Sukowati di desa tetangganya itu.
Meski demikian, lanjut dia, sebanyak 900 KK (sekitar 2.300 jiw) akan memperoleh ganti rugi. Hanya jumlahnya warga yang mengalami langsung di ring I lebih besar dibandingkan dengan warga yang lokasinya jauh dari lapangan A sumur minyak.
Ia menambahkan warganya mengalami kejadian mencium bau menyengat yang mengakibatkan mual-mual, muntah dan pusing, sudah terjadi tiga kali.
Pertama ketika sumur minyak di lapangan A Sukowati mengalami "walk out", pada 2006, setelah itu kejadian kebocoran gas dan kegiatan pembersihan sumur minyak. (*)