Magetan (Antara Jatim) - Perajin kulit yang berada di sentra kerajinan kulit Jalan Sawo, Kelurahan Selosari, Kecamatan Magetan, Kabupaten Magetan, Jawa Timur, menyatakan siap menghadapi era perdagangan bebas Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) seiring persiapan yang telah dilakukan.
Salah satu perajin kulit Magetan, Budi Ridarwan Eko, Jumat, di Magetan, mengatakan, pihaknya tidak takut menghadapi MEA, justru kesempatan tersebut dipandang sebagai tantangan dan peluang bisnis.
"Kami belum tahu pasti MEA itu nanti seperti apa. Namun, kami sudah siap jika pasar bebas itu mulai berlaku," ujar Budi Ridarwan kepada wartawan.
Menurut dia, jauh hari sebelum MEA berlangsung, pihaknya sudah melakukan antisipasi. Di antaranya tetap memproduksi alas kaki dari kulit yang berkualitas.
Kini dengan dimulainya MEA, ia mengaku akan semakin meningkatkan kualitas produknya, baik dari segi mutu maupun desain dengan mengikuti model terbaru. Hal itu agar hasil produksinya tetap diminati dan dapat bertahan di pasar baik di Magetan maupun luar Magetan.
"Selama ini penjualan kerajinan kulit baik sepatu, sandal, maupun produk lainnya berdasar pada sistem pesanan, baik eceran maupun partai. Setelah ini, kami juga merambah pasar "online"," kata dia.
Ia menjelaskan, penjagaan mutu atau kualitas menjadi kunci utama usahanya. Sebab, hal itu yang menjadikan usahanya tetap bertahan dan disukai banyak konsumen.
"Bahan-bahan yang kami gunakan adalah kulit sapi asli, bukan sintetis. Sehingga lebih enak dan nyaman di kaki," kata dia.
Seperti diketahui, kerajinan kulit telah menjadi ikon di Kabupaten Magetan. Data Dinas Perindustrian dan Perdagangan Magetan mencatat, jumlah industri kecil menengah (IKM) yang bergerak di bidang kulit mencapai 115 unit usaha.
Seratusan unit usaha kecil kulit tersebut mampu menyerap tenaga kerja lebih dari 575 orang dengan jumlah produksi per tahun mencapai 750.000 pasang alas kaki, baik sandal maupun sepatu kulit. Pemasarannya sendiri telah mencapai pasar nasional. (*)