Magetan (Antara Jatim) - Perajin sandal batik di Desa Baleasri Kabupaten Magetan, Jawa Timur
kesulitan mendapatkan modal hingga berimbas pada kelancaran
produktivitas.
kesulitan mendapatkan modal hingga berimbas pada kelancaran
produktivitas.
Salah satu perajin sandal batik di desa setempat, Agus Sutono, di
Magetan, Sabtu mengatakan, akibat kesulitan modal, pihaknya sering
menolak mengerjakan pesanan yang datang.
"Kami tidak bisa membeli bahan baku berupa kain baik karena
keterbatasan modal. Akibatnya, banyak pesanan yang terpaksa kami tolak,"
ujar Agus Sutono kepada wartawan.
Kondisi tersebut jelas membuat para perajin semakin sulit, sebab,
selain tidak mendapat pemasukan, pihaknya juga telah mengecewakan toko
pelanggannya.
Ia menjelaskan, sebetulnya prospek usaha sandal batik yang
dijalaninya tersebut sangat bagus. Hal itu dilihat dari permintaan pasar
yang stabil. Biasanya, pesannanya adalah untuk memenuhi permintaan toko
maupun hotel di kota-kota wisata.
Selain motifnya yang menarik, harga sandal batik juga tergolong
murah, sehingga banyak yang memesan. Adapun, per pasang sandal dihargai
antara Rp5.000 hingga Rp20.000 tergantung dari model dan bahannya.
Dalam sebulan industri rumahan tersebut mampu memproduksi sekitar
500 pasang sandal berbahan spon karet yang dibalut kain batik.
Rata-rata, saat bisnisnya lancar, per hari bisa membuat hingga 20 pasang
sandal.
Sedangkan para pemesannya tidak berasal dari wilayah sekitar
Magetan saja, namun juga kota-kota besar seperti Yogyakarta, Solo, dan
Pekalongan.
Agus berharap, pemerintah daerah setempat memberikan bantuan modal
pinjaman berupa kredit lunak agar usaha yang telah ia jalani sejak
puluhan tahun lalu dapat eksis dan berkembang.
Hal itu agar, belasan pekerjanya yang merupakan warga desa sekitar,
tetap memiliki pekerjaan sehingga dapat meningkatkan kesejahteraan
hidup keluarganya masing-masing.(*)