Kediri (Antara Jatim) - Wali Kota Kediri Abdullah Abu Bakar mengaku tidak segan untuk mengevaluasi penempatan jabatan dari pegawai pemkot yang dinilai tidak atau kurang sesuai dengan indikator capaian di rencana pembangunan jangka menengah daerah (RPJMD).
"Kalau yang berprestasi pasti ada penghargaan, tapi soal hukuman nanti tergantung capaian yang telah disusun Bappeda, misalnya ada beberapa yang kurang cocok di situ, cocoknya di sana," katanya ditemui di Balai Kota Kediri, Jawa Timur, Jumat malam.
Wali Kota yang ditemui dalam pertemuan pemaparan prestasi di Kota Kediri itu mengatakan terdapat indikator utama untuk mengetahui yang pegawai bersangkutan ataupun satuan kerja itu berprestasi atau tidak. Hal itu terutama dilihat dari hasil kinerjanya.
Ia pun mengaku dalam mencapai beragam prestasi, dibutuhkan adanya harmonisasi di antara semua kalangan termasuk pemangku kebijakan di Kota Kediri.
"Jika ada harmonisasi di pemkot dan seluruh pemangku kebijakan, tidak mustahil ke depan bisa mencapai apa yang telah dicita-citakan bersama," ujarnya.
Ia memaparkan tentang sejumlah penghargaan di Kota Kediri misalnya di bidang olahraga, atlet asal Kediri melaju ke Sea Games Paralympian di Singapura dan mendapatkan medali emas untuk lari 100, 200, dan 400 meter. Selain itu, juga menjadi juara II tingkat internasional Karate Banzai Cup Oper Berlin Jerman, yang diwakili anak sekolah dasar.
Selain itu di lokal (dalam negeri) juga beragam penghargaan baik diberikan oleh Gubernur Jatim maupun Presiden, seperti mendapatkan penghargaan wahana tata nugraha selama tiga tahun berturut-turut di bidang lalu lintas yaitu pada 2013, 2014, dan 2015, serta beragam penghargaan lainnya.
Ia mengaku tidak berniat pamer dengan kegiatan yang menunjukkan prestasi di 2015 itu, melainkan sebagai bahan lecutan agar ke depan menjadi lebih baik. Ia berharap, seluruh pemangku kebiajakan lebih bersemangat agar mencapai prestasi yang terbaik. Ia berharap, tingkat kebersilan di Kota Kediri nantinya bisa naik 2-4 kali ketimbang perolehan prestasi di 2015.
Wali Kota juga menegaskan, ingin menjadikan Kota Kediri sebagai kota jasa, dimana ia meminta agar para pegawai bisa melayani masyarakat dengan maksimal.
"Saya imbau untuk pegawai menempatkan diri sebagai pelayan, tinggalkan kebiasaan ingin dilayani," katanya berpesan. (*)