Tulungagung (Antara Jatim) - Korban wabah demam berdarah di Kabupaten Tulungagung, Jawa Timur menunjukkan tren terus bertambah sehingga memaksa dinas kesehatan setempat memberlakukan status Siaga I Demam Berdarah.
"Sejauh ini kami belum menetapkan status KLB (kejadian luar biasa) baik untuk kasus chikungunya maupun demam berdarah. Namun, kesiagaan tetap diberlakukan," kata Kabid Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan (P2PL) Dinkes Tulungagung, Triswati Sasmito di Tulungagung, Jumat.
Triswati mengatakan, kebijakan siaga DB diberlakukan karena mengacu pengalaman tahun-tahun sebelumnya dimana setiap memasuki bulan Januari-Desember tren kasus demam berdarah selalu meningkat.
Menurutnya, ledakan kasus yang tidak terkendali bisa memicu kematian terhadap penderita sehingga jajaran dinkes perlu melakukan kesiapsiagaan, baik di bidang pelayanan medis maupun pencegahan wabah ke daerah-daerah/pemukiman lain.
"Jumlah kasus selama kurun Januari ini juga meningkat. Data yang kami terima dari 19 puskesmas, RSUD serta rumah sakit dan klinik kesehatan swasta hingga pekan kedua Januari ini tercatat sudah mencapai 25 penderita," ungkapnya.
Triswati memastikan 25 penderita yang terlapor ke dinkes itu positif menderita demam berdarah dan sudah atau sedang menjalani perawatan intensif di sentra-sentra layanan kesehatan tingkat puskesmas, rumah sakit ataupun klinik kesehatan.
Jumlah riil penderita DB di Tulungagung bisa jadi jauh lebih besar. Indikasi itu mencuat karena berdasar data terkini pasien demam berdarah yang telah/sedang dirawat di RSUD dr Iskak Tulungagung saja, selama kurun Januari 2016 saat ini telah tercatat sebanyak 19 pasien.
Satu dari 19 pasien yang sebagian kecil di antaranya sudah pulang itu, dilaporkan meninggal dunia pada awal Januari atas nama Muhammad Raka Evandra (7), warga Desa Pagersari, Kecamatan Kalidawir.
"Pasien yang datang ke RSUD dr Iskak memang tidak hanya dari Tulungagung saja, Meski hanya beberapa, ada juga pasien rujukan dari Trenggalek, Nganjuk, Kediri ataupun Blitar," terang Humas RSUD dr Iskak, Muhammad Rifai.
Saat ini, jumlah pasien DB yang masih menjalani perawatan intensif di ruang instalasi rawat inap (IRNA) RSUD dr Iskak tercatat ada sebanyak 13 orang, beberapa di antaranya merupakan pasien anak.
Sementara lima pasien lain sudah berangsur sembuh dan pulang sementara satu pasien anak meninggal dunia.
Dua di antara 13 pasien DB yang terpantau Antara di bangsal IIIB dan IIA ruang IRNA, menjalani perawatan intensif setelah trombosit dalam darah mereka terus menurun sehingga memicu gejala klinis seperti demam tinggi, mual-pusing serta badan lemah.
Pihak keluarga kedua pasien mengaku anak/putra mereka tertular demam berdarah setelah beberapa anggota keluarga atau tetangga sekitar mereka lebih dulu berjatuhan terpapar virus yang bisa memicu kematian tersebut.
"Rumah kami kebetulan hanya berseberangan jalan dengan pasien terdahulu yang meninggal, sekitar dua pekan lalu karena kasus DB. Beberapa anak dan warga lain di sekitar pemukiman kami juga sudah mulai berjatuhan, dan kini giliran anak kami mengalami kondisi serupa," tutur M Rohman (40), orang tua pasien balita penderita demam berdarah bernama Risa Dara Dinanti (6 bulan), asal Desa Jabon, Kecamatan Kalidawir.(*)
Korban Demam Berdarah di Tulungagung Terus Bertambah
Jumat, 15 Januari 2016 15:24 WIB

Perawat melayani pasien anak penderita demam berdarah (DB) di ruang instalasi rawat inap (IRNA) RSUD dr Iskak, Tulungagung, Jawa Tmur, Jumat (15/1). (Destyan H Sujarwoko)
"Jumlah riil penderita DB di Tulungagung bisa jadi jauh lebih besar. Indikasi itu mencuat karena berdasar data terkini pasien demam berdarah yang telah/sedang dirawat di RSUD dr Iskak Tulungagung saja, selama kurun Januari 2016 saat ini telah tercatat sebanyak 19 pasien"