Banyuwangi (Antara Jatim) - Menteri BUMN Rini Mariani Soemarno terus mendorong Kabupaten Banyuwangi menjadi produsen gula melalui sinergi PT Perkebunan XII dan PT Perkebunan XI telah mendirikan PT Industri Gula Glenmore (IGG).
Saat mengunjungi pabrik gula milik IGG di Banyuwangi, Jawa Timur, Rabu, Rini menyatakan harapannya agar pabrik gula di daerah Glenmore tersebut bisa mengatrol produksi gula nasional.
Pada kunjungannya itu Rini melihat hasil panen tebu di daerah sekitar IGG cukup baik, yakni rata-rata 120 ton tebu per hektare.
"Melihat kondisi ini, saya optimistis industri gula nasional bisa semakin membaik dengan BUMN sebagai penggerak utamanya," katanya sebagai dikutip siaran pers Pemkab Banyuwangi.
Pabrik gula PT IGG kini tengah dikebut penyelesaiannya dan diharapkan bisa beroperasi tahun ini.
Rini berharap para petani bisa terus menjaga semangat dalam menanam tebu. "Petani adalah ujung tombak industri gula. Tanpa petani, pabrik gula akan mati," kata dia.
Target lain dengan berdirinya PT IGG ini, ujar Rini, Banyuwangi bisa menjadi salah satu daerah penghasil gula terbesar dan termodern di Indonesia.
Lebih dalam lagi, katanya, Banyuwangi bisa memproduksi gula rafinasi sendiri sehingga kita tidak lagi impor dan tidak terjadi kebocoran.
"Yang katanya gula rafinasi diimpor untuk industri mamin (makanan dan minuman) dan bahan baku obat ternyata juga untuk konsumsi masyarakat. Sehingga gula produksi petani lokal kurang diminati. Jika kita bisa memproduksi gula rafinasi sendiri kesejahteraan petani akan terangkat," tutur Rini.
IGG yang dibangun di atas lahan seluas 3.110 hektare ini ditargetkan awal Juli 2016 mendatang sudah bisa giling perdana.
Menurut Dirut PTPN XII Irwan Basri, pabrik itu ditargetkan menggiling 6.000 ton tebu per hari. Selanjutnya akan dikembangkan menjadi 8.000 ton per hari pada tahun 2018.
"Saat giling perdana nanti IGG akan memproduksi 48 ribu ton per musim giling. Secara bertahap jumlah ini akan diterus ditingkatkan pada musim giling berikutnya, yakni 81 ribu ton hingga 120 ribu ton," katanya.
Guna memenuhi target tersebut, lanjut Irwan, IGG membutuhkan lahan seluas 30 ribu hektare, namun saat ini baru ada 6.000 hektare.
"Untuk memenuhi kekurangannya kami akan lakukan alih fungsi perkebunan PTPN. Yang sebelumnya untuk menanam karet dan kakao akan dialihkan untuk menanam tebu. Juga akan menyosialisasikan kepada petani untuk beralih menanam tebu," kata Irwan.
Sementara saat ini di Indonesia terdapat 52 pabrik gula. Jika telah beroperasi, maka pabrik gula Glenmore akan menjadi percontohan untuk pembangunan pabrik gula lainnya. (*)
