Jember (Antara Jatim) - Inflasi di Kabupaten Jember pada bulan Desember 2015 sebesar 0,39 persen merupakan inflasi terendah se-Jawa Timur dan lebih rendah dari inflasi Jatim sebesar 0,85 persen, serta inflasi nasional sebesar 0,96 persen.
"Rendahnya inflasi di Jember merupakan bukti bahwa seluruh pihak mampu mengendalikan angka inflasi di Kabupaten Jember," kata anggota Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID), Gde Agus Wijaya, dalam rapat TPID yang digelar di Kantor Bank Indonesia Jember, Kamis.
Kelompok inflasi inti juga tercatat memberikan andil sebesar 0,08 persen karena kenaikan harga sebesar 0,14 persen pada kelompok tersebut, yakni inflasi didorong oleh kenaikan tarif angkutan antarkota, bahan pelumas, ikan asin dan beberapa komoditas lainnya.
Kemudian kelompok inflasi komponen bergejolak (Volatile Food) memberikan andil inflasi sebesar 0,20 persen terhadap inflasi Kabupaten Jember dengan inflasi utama didorong oleh kenaikan harga yang terjadi pada komoditas daging ayam ras, telur ayam ras, kacang panjang, tomat sayur, bawang merah, cabai merah, cabai rawit, dan bawang putih.
Sedangkan kelompok komponen harga yang diatur oleh pemerintah (administered price) tercatat mengalami kenaikan harga sebesar 0,55 persen atau menyumbang inflasi sebesar 0,11 persen.
Hal itu disebabkan oleh kenaikan harga pada rokok kretek, rokok kretek filter dan tarif kereta, sementara itu komoditas bensin mengalami koreksi harga, namun belum mampu menahan inflasi yang disebabkan oleh komoditas rokok.
"Beberapa komoditas yang memiliki andil cukup besar dalam inflasi di Jember yakni bawang merah, kayu balokan, daging ayam ras, telur ayam ras, angkutan antarkota, dan rokok filter," paparnya.
Dari delapan kota Indeks harga konsumen (IHK) di Jawa Timur, semua kota mengalami inflasi, dengan inflasi tertinggi terjadi di Kota Surabaya sebesar 0,94 persen, diikuti Kota Malang 0,89 persen, Banyuwangi 0,80 persen, Kota Kediri 0,79 persen. Kemudian Sumenep 0,77 persen, Kota Madiun 0,59 persen, Kota Probolinggo 0,41 persen dan inflasi terendah terjadi di Jember 0,39 persen.
Tim TPID Jember, lanjut dia, juga membahas faktor risiko dan tendensi inflasi pada bulan Januari 2016, sehingga perlu dilakukan langkah-langkah untuk mengendalikan inflasi.
"Penurunan harga BBM oleh pemerintah dapat menyebabkan penurunan biaya produksi produsen, sehingga diharapkan harga sejumlah komoditas juga turun dan hal itu akan mengendalikan inflasi," ucap pejabat di Bank Indonesia Jember.(*)